September 18, 2013

ARP dan RARP

ARP dan RARP

       ARP (Address Resolution Protocol) adalah protokol yang bertugas untuk menemukan hardware address suatu host dengan alamat IP tertentu, ARP berada di antara layer 2 dan layer 3.  
       Ketika suatu IP paket akan dikirim (tentu saja sudah ada alamat pengirim dan penerima), maka paket tersebut diteruskan ke layer dibawahnya (Ethernet atau Token Ring), yang akan memberikan alamat hardware sesuai dengan alamat IP tersebut, Jika alamat hardware ini tidak ada di dalam cache ARP, maka ARP bertugas mencarinya di dalam jaringan (lokal).
 
        Dengan data alamat IP (penerima), ARP akan menanyakan alamat hardware broadcast ke local network. Host yang alamat IP-nya sesuai, akan memberikan jawaban (reply, yang berupa alamat hardware)) kepada penanya. Sementara host yang lain diam saja. Selanjutnya paket dikirim ke alamat tersebut. Jadi ARP bertugas menterjemahkan alamat IP menjadi alamat hardware.
 
 

         RARP (Reverse Address Resolution Protocol) adalah protokol yang bertugas untuk menemukan IP address suatu host yang hanya tahu Hardware address-nya saja (misal pada diskless machine). Host akan mengirim paket berikut alamat MAC-nya secara broadcast, untuk meminta alamat IP yang sesuai. RARP server akan menjawab paket tersebut, sehingga alamat IP akan teridentifikasi.



Fungsi dan Perbedaan Northbridge dan Southbridge



 Fungi Northbridge:

  • Fungsi Northbridge adalah menjembatani arus data di sekitar main Memory, Prosesor, Front Side Busdan AGP Bus juga mengatur kerja power management.
Fungsi Southbridge
  • Fungsi Southbridge adalah mengatur kerja peripheral-peripheral semacam IDE Controller, PCI Bus, ROM Bios, Keyboard & Mouse, USB, Eth. LAN, Modem dan fungsi I/O lainnya.
Perbedaannya adalah:


  • Northbridge hanya menjembatani arus data di sekitar processor, RAM, FSB, AGP, dan power management.
  • Southbridge mengatur kerja pheriperal. Seperti IDE Controller, PCI, ROM Bios, keyboard, mouse, USB, Eth., LAN, dll 

Mengenal Ubuntu

Mengenal Ubuntu


Ubuntu diambil dari bahasa afrika kuno yang berarti humanity to others atau rasa perikemanusiaan terhadap sesama manusia. adalah seorang pengusaha bernama mark shuttleworth, yang memiliki perusahaan yang bernama canonical Ltd. (www.canonical.com) mensponsori proyek ubuntu ini pada tahun 2004. tujuan dari distribusi linux ubuntu adalah membawa semangat yang terkandung didalam ubuntu kedunia perangkat lunak.
Ubuntu merupakan varian atau turunan dari debian, yang merupakan salah satu distribusi linux tertua selain redhat dan slackware. keberadaan ubuntu semakin kuat karena di sponsori oleh Canonical Ltd. yang mempunyai dukungan baik dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat di dalam filosofi ubuntu yaitu perangkat lunak harus tersedia secara gratis dan tidak ada biaya lisensi, seperangkat lunak harus dapat digunakan dalam bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik , serta bersifat opensources, sehingga pengguna memiliki kebebasan untuk merubah perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan komputasi mereka.
kebebasan inilah yang membuat ubuntu berbeda dari pesaingnya misalnya microsoft windows yang merupakan perusahaan pembuat perangkat lunak yang bersifat proprietary atau berlisensi. ubuntu dapat diperoleh secara gratis apabila anda memintanya langsung kepada canonical Ltd. selain itu, anda mendapatkan kebebasan untuk memodifikasi ubuntu agar menjadi sebuah distro linux yang anda inginkan. bahkan anda bisa menamai sendiri versi ubuntu hasil modofikasi tersebut.

September 11, 2013

Mikroprosesor Keluarga Intel Core i7 (Bag 2)

Mikroprosesor Keluarga Intel Core i7 (Bag 2)

Selengkapnya , berikut ini disajikan sebagian fitur yang merupakan fitur baru yang diimplementasikan pada generasi awal mikroprosesor Intel Core i7.
A. Penggunaan soket B atau soket LGA 1366 (Land Grid Array 1366)
Tipe soket ini merupakan tipe soket baru yang belum ada dan belum pernah digunakan pada prosesor-prosesor sebelumnya. Soket LGA 1366 tidak kompatibel dengan prosesor-prosesor Intel Core2 atau prosesor versi yang lebih lama.
Soket LGA 1366 merupakan generasi penerus dari soket-soket pendahulunya yaitu soket LGA 775 (soket T) di kelas prosesor desktop, dan soket LGA 771 (soket J) di kelas server. Tipe soket ini tepatnya adalah (FC-LGA Flip-chip Lan Grid Array). Soket tersebut tidak memiliki lubang-lubang, tetapi memiliki 1366 pin yang kontak langsung dengan permukaan bawah mikroprosesor. Ukuran pin pada soket LGA 1366 lebih kecil dibandingkan ukuran pin soket LGA 775. Mikroprosesor Intel Core i7 yang dirilis pada bulan November 2008 adalah mikroprosesor pertama yang didesain menggunakan soket LGA 1366. Sebenarnya, yang menggunakan soket LGA 1366 tidak hanya Intel Core i7 saja, mikroprosesor Intel Xeon seri 5500 (prosesor server) juga menggunakan soket ini.
Intel mendesain soket LGA 1366 dengan struktur yang lebih kuat dibandingkan soket-soket sebelumnya. Di permukaan bawah motherboard yang letaknya tepat di bawah soket, dilengkapi plat metal yang terhubung dan mengikat kuat soket yang ada di permukaan atas motherboard. Dengan demikian, motherboard maupun soket tidak akan mudah rusak akibat beban dan getaran kuat dari pendingin atau kipas prosesor. Soket ini juga dirancang sedemikian rupa sehingga mekanisme pemasangan mikroprosesor ke soketnya dapat dilakukan lebih mudah. Soket LGA 1366 berukuran 60 mm x 82 mm.
Batas beban mekanik maksimum yang dapat ditoleransi oleh soket LGA 1366 disajikan pada tabel berikut.

Jika beban mekanik yang melebihi batas maksimum, dapat merusak prosesor, prosesor mati atau tidak dapat digunakan lagi. Beban yang melebih batas tersebut dapat terjadi pada saat pemasangan heatsink, kondisi pengepakan, ataupun pada saat digunakan. Oleh karena itu sebaiknya hindari penggunaan heatsink yang memiliki beban di luar standar normalnya, dan saat pemasang heatsink harus dilakukan dengan hati-hati.
B.Penerapan teknologi Integrated Memory Controller (IMC)
Intel mulai mengaplikasikan integrated memory controller (on-die) pada prosesor. Dengan demikian, memori terkoneksi langsung ke prosesor. Hal ini dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk transmisi data/informasi dari memori ke prosesor atau sebaliknya. Pada prosesor pendahulunya (Intel Core2 atau versi sebelumnya), memori tidak terkoneksi langsung ke prosesor karena memory controller tidak diintegrasikan pada prosesor, tetapi diintegrasikan pada chipset (northbridge atau MCH, misalnya chipset X38, X48, P45 dan sebagainya), sehingga arus data/informasi harus melalui chipset dahulu sebelum ke prosesor, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk transmisi data dari memori ke prosesor atau sebaliknya.
Perlu diketahui bahwa jika memory controller berada pada chipset, maka kemampuan tranmisi data/informasi dari memori ke prosesor sangat bergantung kepada kemampuan chipset. Sebaliknya, bila memory controller diintegrasikan pada prosesor (seperti pada mikroprosesor Intel Core i7), maka secara teoritis kerja chipset menjadi lebih ringan dan tranmisi data dari memori ke prosesor akan berlangsung lebih cepat karena tidak perlu lagi melalui chipset northbridge.

Komponen memory controller yang terintegrasi dalam prosesor ini disebut dengan istilah ‘bagian uncore’ yang bekerja dengan kecepatan yang berbeda dengan bagian core-nya. Frekuensi (kecepatan clock) pada bagian uncore ini disebut dengan istilah uncore clock. Sedangkan kecepatan clock dari bagian core-nya sendiri disebut core clock.
Perubahan besar yang mencolok pada mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem ini dibandingkan generasi mikroprosesor sebelumnya memang terletak pada integrated memory controller (IMC) tadi. Dengan mengaplikasikan arsitektur seperti ini, dapat memperkecil resiko terjadinya ‘bottleneck’ atau kemacetan komunikasi antara prosesor dengan QPI. Sebenarnya, arsitektur semacam ini bukanlah hal yang baru. Intel bukanlah perusahaan pertama yang menerapkan teknologi tadi, karena setahun sebelumnya (tahun 2007) AMD telah mendahului menerapkan arsitektur tersebut pada mikroprosesor produksinya, yaitu AMD Athlon dan Phenom.
Dukungan prosesor Intel Core i7 terhadap penggunaan memori, antara lain:
  • Prosesor Intel Core i7 hanya mendukung penggunaan memori DDR3 dan tidak mendukung penggunaan memori tipe ECC
  • Menyediakan fitur three channel memory (3 channel DDR3 1066/1333 MHz memory). Setiap channel dapat mendukung satu atau dua DIMM DDR3. Motherboard-motherboard untuk prosesor Intel Core i7 umumnya memiliki tiga slot DIMM, empat (3+1) slot DIMM, atau enam slot DIMM. Pada sebagian motherboard, bandwidth channel dapat diatur melalui menu yang tersedia pada BIOS dengan cara memilih atau mengatur (setting) besarnya nilai multiplier memori. Sebenarnya, penerapan teknologi memori triple channel pada mikroprosesor Intel Core i7 masih belum memberikan efek yang signikan pada peningkatan kinerja atau performa komputer.
Walaupun mikroprosesor Intel Core i7 tidak mendukung penggunaan memori tipe ECC, kenyataannya beberapa motherboard kelas atas (high end) tetap memberikan dukungan terhadap penggunaan memori tipe ECC. Namun, hal ini tidaklah menjadi masalah karena dukungan terhadap memori ECC tersebut hanya dapat aktif berfungsi bila prosesornya dilengkapi fitur dukungan terhadap memori tipe ECC.
C. Teknologi Intel QuickPath Interconnect
Pada komputer tradisional, komunikasi antara prosesor dengan memori dilakukan melalui Front Side Bus (FSB) eksternal yang bekerja secara bi-directional. Seluruh tranmisi atau transfer data dan instruksi dilakukan melalui bus ini. FSB tersebut menjadi titik koneksi pusat yang menghubungkan prosesor dengan chipset yang mengandung memory controller hub, dan bus-bus lain seperti misalnya PCI, AGP atau lainnya Pada komputer tradisional, peristiwa bottleneck tak jarang terjadi. Peristiwa ini seringkali disebabkan karena prosesor atau salah satu core dari prosesor, tidak cepat memperoleh data dalam jumlah yang mencukupi. Yang dimaksud dalam kasus ini tentulah data atau instruksi yang berasal dari memori. Dengan demikian, peran memori menjadi sangat penting, secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin cepat prosesor mendapatkan transfer data dan instruksi dari memori, semakin bagus performa komputer.
Intel, tampaknya menyadari hal ini dan mengetahui cara menciptakan prosesor yang lebih bertenaga dan mampu memberikan performa tinggi, perlu ada jaminan bahwa aliran data antar komponen yang berbeda harus berlangsung lebih lancar dan cepat. Untuk mendapatkan prosesor semacam ini, Intel mulai meng-upgrade arsitektur prosesornya, hingga akhirnya lahirlah teknologi QuickPath Interconnect.
Pada arsitektur QuickPath, memory controller tidak lagi terdapat di dalam chipset, tetapi menyatu (integrated) di dalam mikroprosesor. Setiap prosesor memiliki memory controller. Setiap core dapat langsung mengambil data dari memory controller. Arsitektur ini menyediakan sistem koneksi berkecepatan tinggi (high speed connection) antar seluruh komponen. Itulah sebabnya teknologi ini disebut QuickPath Interconnect (kurang lebih bermakna interkoneksi dengan megunakan jalur berkecepatan tinggi).
Keberadaan memory controller yang menyatu di dalam prosesor dan koneksi berkecepatan tinggi inilah yang menjadi perbedaan utama antara arsitektur QuickPath dengan arsitektur prosesor pendahulunya. Dengan alasan itu pula yang mengakibatkan prosesor yang menggunakan arsitektur QuickPath tidak kompatibel dipasangkan pada motherboard tipe lama. Prosesor ini hanya dapat dipasangkan pada motherboard yang mendukung teknologi QuickPath Interconnect.
Mikroprosesor Intel Core i7 tidak menggunakan Front Side Bus lagi, sebagai gantinya menggunakan interface Intel QuickPath Interconnect. Oleh karena itu, motherboard yang digunakan untuk pasangan mikroprosesor Intel Core i7 haruslah motherboard yang menggunakan chipset yang memiliki dukungan fitur QuickPath Interconnect. Hal inilah yang juga menjadi salah satu sebab yang mengakibatkan mikroprosesor Intel Core i7 tidak kompatibel dengan motherboard lama yang biasa digunakan untuk mikroprosesor Intel Core2. Faktor lain penyebab ketidakkompatibelan ini adalah tipe soket yang digunakan. Desain soket untuk mikroprosesor Intel Core2 berbeda dengan desain soket untuk mikroprosesor Intel Core i7.
Jika Front Side Bus (FSB) adalah jalur tranmisi data antara prosesor, chipset, kemudian diteruskan ke memori, maka QuickPath Interconnet adalah jalur data antara prosesor dengan IO Hub (Input-Output Hub). IO Hub ini bertugas sebagai jalur input dan output data dari seluruh sistem. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Intel QuickPath Interconnect adalah teknologi interkoneksi antara prosesor dengan IO Hub. Contoh sederhananya adalah interkoneksi antara Intel Core i7 dengan chipset X58 yang terpasang pada motherboard berkonfigurasi single prosesor. Contoh lain yang lebih komplek (pada motherboard berkonfigurasi multiprosesor), QuickPath Interconnect akan menghubungkan komponen-komponen misalnya beberapa prosesor, beberapa IO Hub, atau routing Hub, serta mengijinkan komponen-komponen tersebut saling mengakses satu dengan lainnya via jaringan kerja (network) dalam sebuah motherboard. Teknologi tersebut mulai diaplikasikan pada mikroprosesor berarsitektur Nehalem. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa Intel tidak menggunakan lagi teknologi Front Side Bus seperti yang diterapkan pada mikroprosesor Intel Core 2 atau generasi mikroprosesor sebelumnya. Sebagai penggantinya digunakan teknologi QuickPath Interconnect (QPI). Teknologi ini dikembangkan oleh Intel untuk bersaing dengan teknologi HyperTransport. Prosesor pertama yang menggunakan teknologi ini adalah keluarga mikroprosesor Intel Core i7 yang terdiri dari Intel Core i7 Bloomfield dan Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE yang dirilis pada bulan November 2008. Sebelum nama ‘Intel QuickPath Interconnect’ diumumkan, Intel menyebutnya dengan nama ‘Common System Interface’ atau ‘CSI.’
Kecepatan transmisi data QuickPath Interconnect berkisar antara 4800 MT/s (Mega Transfer per second – Juta Transfer per detik) sampai 6400 MT/s, jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi Front Side Bus yang memiliki kecepatan tranmisi maksimum 1600 MT/s. Perbedaan kecepatan tersebut dikarenakan kecepatan memory controller yang terintegrasi pada prosesor (berbasis mikroarsitektur Nehalem) lebih efektif dibandingkan memory controller yang terintegrasi pada nortbridge (berbasis mikroarsitektur Intel Core atau sebelumnya).
Kecepatan tranmisi data yang ditampilkan oleh teknologi QuickPath Interconnect ini juga lebih tinggi dibandingkan teknologi HyperTransport yang biasa dipakai pada mikroprosesor AMD. Kecepatan HyperTransport yang menggunakan teknologi DDR, maksimum 2600 MHz yang setara dengan 5200 MT/s.
Hingga kini (Maret 2009), mikroprosesor Intel Core i7 diketahui tidak didesain untuk motherboard yang memiliki konfigurasi multiprosesor, karena mikroprosesor ini hanya memiliki satu interface QuickPath.
D. Penggunaan tiga level cache memory (L1 Cache, L2 Cache dan L3 Cache)
Kapasitas cache memory yang diaplikasikan pada mikroprosesor Intel Core i7 berbeda dengan mikroprosesor Intel generasi sebelumnya. Mikroprosesor Intel Core i7 mempunyai 3 level cache memory. Berikut ini kapasitas masing-masing level cache memory:
  • L1 Cache sebesar 64 KB per core yang terdiri dari 32 KB untuk cache instruksi dan 32 KB untuk cache data.
  • Kapasitas L2 Cache sebesar 256 KB per core (gabungan untuk cache instruksi dan data).
  • Serta L3 Cache (Intel Smart Cache) sebesar 8 MB (gabungan untuk cache instruksi dan data) yang dapat digunakan bersama untuk semua core (berlaku ‘share’ untuk semua core).
Dibandingkan dengan mikroprosesor pendahulunya, misalnya Core 2 Quad Yorkfield, terdapat perbedaan yang mencolok pada L2 cache-nya. Core 2 Quad Yorkfield memiliki L2 cache hingga 12 MB yang berlaku ‘share’ (bisa dipakai bersama untuk semua core). Sedangkan Intel Core i7 memiliki L2 cache sebesar 256 KB untuk setiap core yang hanya dapat dipakai sendiri oleh core yang bersangkutan. Untuk menutupi kecilnya L2 cache ini Intel menambahkan L3 cache sebesar 8 MB yang berlaku ‘share.’ Kondisi ini mirip dengan prosesor server AMD Opteron Barcelona.
E. Komponen prosesor dikemas dalam satu kemasan (single die device)
Bagian-bagian mikroprosesor yang terdiri dari keempat core prosesor, memory controller, dan seluruh cache dikemas dalam satu kemasan (single-die device). Bagian-bagian prosesor tadi tidak dikemas terpisah satu dengan lainnya, tetapi dikemas menyatu dalam satu kemasan (satu die) di dalam mikroprosesor.
F. Teknologi Hyper-Threading
Setiap core dilengkapi fitur teknologi Hyper-threading. Dengan adanya teknologi ini setiap core-nya dapat memproses dua thread instruksi sekaligus dalam waktu yang bersamaan secara simultan. Mikroprosesor Intel Core i7 merupakan prosesor quad core, dengan demikian sebuah prosesor Intel Core i7 memiliki 8 thread yang mampu bekerja secara simultan. Keadaan ini dapat meningkatkan kinerja aplikasi dan multitasking. Dengan demikian, jika mikroprosesor ini diperiksa menggunakan OS (Operating System, misalnya Windows Vista), akan memberikan informasi bahwa mikroprosesor ini memiliki 8 core logic atau 8 CPU walaupun sebenarnya secara fisik hanya memiliki 4 core. Tambahan 4 core tadi diperoleh akibat dari penerapan teknologi Hyper-threading.
Sebenarnya, teknologi Hyper-Threading bukanlah teknologi baru. Teknologi ini pernah diaplikasikan pada mikroprosesor yang berbasis mikroarsitektur NetBurst, yaitu mikroprosesor single core Intel Pentium 4 (Intel Pentium 4 HT dan Intel Pentium 4 Extreme Edition) dan mikroprosesor dual core Intel Pentium Extreme Edition. Namun, teknologi Hyper-threading ini tidak digunakan lagi pada mikroprosesor generasi selanjutnya, yaitu pada mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Intel Core, dan baru diterapkan kembali pada mikroprosesor Intel Core i7 yang berbasis pada mikroarsitektur Nehalem. Teknologi Hyper-Threading dikenal pula dengan nama simultaneous Multi Threading (SMT).
G. Teknologi proses produksi 45 nm
Mikroprosesor Intel Core i7 diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 45 nm, dan Hi-K metal-gate, mempunyai ukuran luasan core (die size) 263 mm2, mengandung 731 juta transistor, mampu mendukung set instruksi SSE4.1 dan SSE4.2. Keberadaan SSE4 ini mampu meningkatkan kinerja prosesor, terutama aspek multimedia dapat menjadi lebih baik.
H. Power Management
Mikroprosesor Intel Core i7 dilengkapi fitur pengaturan daya (power management) yang cukup bagus, mampu mengkondisikan core yang sedang tidak digunakan pada mode ‘zero power.’

I. Intel Turbo Boost Technology

Mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem ini, dilengkapi fitur Intel Turbo Boost Technology. Intel Turbo Boost adalah teknologi yang memungkinkan setiap core secara otomatis berjalan pada clock yang lebih tinggi dari spesifikasinya apabila sedang bekerja menjalankan program aplikasi single-thread, sehingga prosesor akan menampilkan kinerja yang sama baiknya dengan aplikasi yang telah multithread. Clock dasar mikroprosesor keluarga Intel Core i7 adalah 133 MHz. Dengan dukungan teknologi Turbo Boost, seluruh core yang aktif mampu memacu atau meningkatkan clocknya sendiri melebihi desain clock rate normalnya. Kondisi seperti ini memang sangat bagus untuk aplikasi single thread.
Lebih jelasnya, dapat dikatakan bahwa teknologi ini membuat core prosesor secara otomatis mampu bekerja lebih cepat dari kecepatan (frekuensi clock) standarnya selama daya, tegangan, dan temperatur prosesor tetap berada di bawah batas maksimumnya. Peningkatan frekuensi clock ini berlangsung terus secara dinamis dengan interval kenaikan 133 MHz sampai mencapai nilai maksimumnya. Frekuensi clock maksimum yang mampu dicapai akibat penerapan teknologi Intel Turbo Boost bergantung pada banyaknya core yang aktif saat itu. Namun, jika daya, tegangan atau temperatur prosesor melebihi batas toleransi maksimumnya, frekuensi clock prosesor berangsur-angsur menurun dengan interval 133 MHz sampai daya, tegangan atau temperatur prosesor kembali berada di bawah batas maksimumnya.
Dapat pula dikatakan bahwa secara implisit Turbo Boost adalah kemampuan prosesor untuk meningkatkan multiplier frekuensinya hingga di atas nilai nominalnya (nilai standarnya) selama kebutuhan atau konsumsi energinya tidak melebihi 130 Watt. Bila bekerja menggunakan single core, interval peningkatan multiplier mikroprosesor Intel Core i7 adalah 2. Bila bekerja menggunakan semua core, interval peningkatan multipliernya adalah 1.
Dalam aktivitasnya, teknologi Turbo Boost berhubungan langsung dengan multiplier frekuensi clock prosesor dan teknologi Enhanced Intel SpeedStep (EIST). Teknologi Turbo Boost (mode Turbo) hanya dapat diaktifkan bila teknologi Enhanced Intel SpeedStep sedang dalam kondisi aktif. Kedua teknologi ini dapat diaktifkan (di-enable) atau di-non-aktifkan (di-disable) melalui setup BIOS yang ada pada motherboard. Perlu pula dicatat bahwa teknologi Hyper-Threading dan teknologi Turbo Boost, keduanya bersama-sama meningkatkan performa/kinerja multi-thread dan single thread.
J. Intel HD Boost
Teknologi Intel HD Boost berfungsi memperbaiki atau meningkatkan kinerja prosesor yang berkaitan dengan aspek aplikasi multimedia dan perhitungan-perhitungan yang bersifat intensif.
K. Thermal Design Power (TDP)
Thermal Design Power (TDP) mikroprosesor Intel Core i7 adalah 130 Watt. Bila prosesor mengkonsumsi daya melebihi batas ini (130 Watt), maka prosesor dengan sendirinya akan menurunkan konsumsi daya listriknya hingga tidak melebih batas tersebut. Menu BIOS pada motherboard-motherboard baru banyak yang menyediakan opsi (pilihan) untuk fitur ini, apakah fitur tersebut perlu diaktifkan (enable) atau di-non-aktifkan (disable).

September 10, 2013

DRAM dan SRAM

DRAM dan SRAM

Perbedaan DRAM dan SRAM
DRAM sangat berbeda dengan SRAM. DRAM adalah tipe RAM yang menyimpan setiap bit data pada kapasitor yang terpisah dalam sebuah IC. Keuntungan dari DRAM adalah memori ini secara struktural sangat sederhana, untuk setiap bitnya menghendaki sebuah transistor dan sebuah kapasitor (bandingkan dengan SRAM yang menghendaki enam transistor untuk setiap bitnya). Kondisi seperti ini yang memungkinkan DRAM mampu menyimpan data dengan kepadatan yang sangat tinggi. Seperti halnya SRAM, memori ini tergolong volatile memory yang dengan mudah kehilangan data bila tidak mendapatkan sokongan daya atau bila komputer mati (off). Kata volatile berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘mudah menguap’ atau ‘mudah berubah’.
DRAM adalah tipe RAM yang umum dipakai pada PC (Personal Computer), workstation, playstation, dan sejenisnya karena harganya yang murah (ekonomis). Pada sebuah PC, DRAM dikemas dalam bentuk sebuah modul yang biasanya dikoneksikan pada motherboard. DRAM yang masih banyak dipakai di Indonesia hingga saat ini (2008) adalah SDRAM, DDR SDRAM, dan DDR2 SDRAM. Sedangkan DDR3 SDRAM masih baru dikenal di Indonesia.
Sedangkan SRAM banyak diaplikasikan pada cache memory dalam sebuah chip prosesor dan untuk buffer data pada sebuah harddisk.

Format pengemasan DRAM
Pada awalnya, DRAM banyak diproduksi dalam bentuk ICs (Integrated Circuits) yang dikemas bersama bahan sejenis plastik dengan kaki-kaki atau pin yang terbuat dari metal. Pin tersebut berfungsi sebagai saluran penghubung (untuk koneksi) IC itu sendiri dengan bus-bus dan control signals. Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi, DRAM dirakit dalam bentuk kemasan berbentuk modul tersendiri untuk memudahkan pengelolaannya dan memudahkan penyatuannya dengan komponen lain saat dibutuhkan. Berikut ini beberapa tipe standar modul RAM:
* Chip DRAM (Integrated Circuit or IC)
1.DIP (Dual in-line Package)
Modul DIP yang sering ditemukan di pasaran umumnya mempunyai 16 pin (kaki), biasanya digunakan sebelum munculnya FPRAM di pasaran.

Modul DIP biasanya dipasangkan (disisipkan) pada soket yang memang sudah tersedia pada motherboard. Soket tempat modul DIP ini berberntuk kotak, pada permukaan atasnya terlihat adanya sederetan lubang berjajar, tempat dimasukkannya kaki-kaki (pin) modul DIP. Jumlah lubang ini sama dengan jumlah pin yang ada pada DIP.
* Modules DRAM
1.SIPP (Single In-line Pin Package), biasanya FPRAM

2.SIMM (Single In-line Memory Module), biasanya FPRAM dan EDO RAM.
Di Pasaran, FPRAM yang sering ditemukan memiliki 30 pin, sedangkan EDO RAM memiliki 72 kaki. SIMM 72 pin EDO RAM ini sering pula disebut dengan nama PS/2 SIMM.

3.DIMM (Dual In-line Memory Module).
Contoh modul DRAM yang termasuk dalam tipe DIMM ini adalah SDRAM, DDR SDRAM, DDR2 SDRAM, dan DDR3 SDRAM.
SDRAM biasanya didesain memiliki 168 pin, DDR SDRAM didesain memiliki 184 pin, sedangkan DDR2 SDRAM dan DDR3 SDRAM didesain memiliki 240 pin.


4.RIMM (Rambus In-line Memory Module).
Secara teknis, RIMM ini sebenarnya adalah DIMM. Pemberian nama menjadi RIMM adalah hak bagi pemilik (pembuat) slot modul ini. RIMM sering ditemukan memiliki 184 pin.
5.SO-RIMM (Small outline RIMM).
SO-RIMM adalah versi yang lebih kecil bentuknya daripada RIMM. Jika RIMM biasanya digunakan pada komputer PC desktop, SO-RIMM umumnya digunakan pada komputer laptop. Secara teknis, SO-RIMM ini adalah SO-DIMM. Pemberian nama menjadi SO-RIMM adalah hak bagi pemilik (pembuat) slot modul ini.
6.SO-DIMM (Small outline DIMM)
SO-DIMM adalah versi yang lebih kecil bentuknya daripada DIMM, kurang lebih separuh dari ukuran fisik DIMM. Jika RIMM biasanya digunakan pada komputer PC desktop, SO-DIMM umumnya digunakan pada komputer laptop. Terdapat beberapa versi SO-DIMM, antara lain SO-DIMM 72 bin (32 bit), 144 pin (64 bit), dan 200 pin (72 bit).

Motherboard untuk mikroprosesor Intel Core i7

Motherboard untuk mikroprosesor Intel Core i7

Di pasaran telah banyak beredar motherboard berbagai merk yang diproduksi untuk pasangan mikroprosesor Intel Core i7. Sebagai contoh, berikut ini disajikan dua jenis (merk) motherboard yang kompatibel dengan mikroprosesor Intel Core i7, yaitu motherboard Intel Extreme DX58SO dan motherboard ASUS P6T Deluxe.
1. Motherboard Intel Extreme DX58SO
Mikroprosesor Intel core i7 920 dan 940 Bloomfield serta Intel core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE adalah contoh prosesor pertama yang menggunakan arsitektur QuickPath. Sejak ketiga mikroprosesor tersebut dirilis ke pasaran, banyak pabrik-pabrik yang mulai menawarkan produk motherboard yang kompatibel dengan ketiga prosesor tadi. Motherboard-motherboard tersebut menggunakan chipset X58 dan memori triple channel DDR3.
Intel juga memproduksi motherboard yang kompatibel untuk mikroprosesor Core i7 920 Bloomfield, Core i7 940 Bloomfield maupun Core i7 965 Extreme Edition Bloomfield XE. Motherboard tersebut bernama Intel DX58SO dengan nama sandi Smackover. Motherboard ini menggunakan chipset Intel X58 Express yang dipasangkan dengan chip southbridge ICH10R. Chip southbridge ICH banyak menyediakan dukungan terhadap berbagai device seperti misalnya video dan audio. Seluruh bus dan komponen yang terpasang, beroperasi menggunakan clock dasar 133,33 MHz.


Pada gambar tersebut terlihat bahwa motherboard Intel DX58SO Smackover tidak dilengkapi port untuk Floppy maupun port untuk IDE. Pada motherboard ini tidak mungkin dipasangkan peralatan (device) untuk floppy maupun IDE. Untuk memasangkan kedua peralatan tadi diperlukan tambahan controller atau convertor. Selain itu, juga tidak terdapat port untuk PS/2 yang biasanya untuk keyboard dan mouse. Motherboard ini tampaknya sengaja didesain untuk menggunakan peralatan-peralatan baru dan meninggalkan peralatan-peralatan lama.

Pada motherboard Intel DX58SO terdapat empat multiplier yang secara menyeluruh mempengaruhi kecepatan sistem. Keempat multiplier tersebut antara lain:
  • Multiplier untuk kecepatan CPU
  • Multiplier untuk kecepatan memori
  • Multiplier untuk kecepatan QPI
  • Multiplier untuk kecepatan uncore
Multiplier untuk kecepatan CPU, memori dan QPI, disediakan untuk tujuan kemungkinan penggunaan aktivitas overclocking. Sedangkan multiplier untuk kecepatan uncore diaplikasikan untuk device dan tidak mempengaruhi kemampuan kerja (kinerja) prosesor. Keempat multiplier inilah yang mengatur dan pada gilirannya akan menghasilkan performa sistem komputer secara keseluruhan.
Fitur lain yang terdapat pada motherboard Intel DX58SO adalah audio Intel yang terintegrasi pada motherboard, performa grafik yang bertambah bagus, serta interface PCI Express 2.0 yang bandwidthnya dapat mencapai 16 GB/s per port. Data-data dan program aplikasi yang disimpan dalam sistem hard drive, dapat diambil dalam waktu yang cukup cepat. Sistem hard drive dapat mencapai enam port SATA yang memiliki kecepatan transfer data hingga 3 GB/s. Selain itu, juga dilengkapi sarana untuk perangkat penyimpan data eksternal (eSATA). Tampaknya Intel sengaja memproduksi motherboard ini untuk pasangan mikroprosesor core i7 yang dirilis pada bulan November 2008 lalu, selain untuk menghasilkan performa komputer yang cukup tinggi, juga untuk mendukung dan menjamin kestabilan sistem.
1.1.Hasil pengujian pasangan mikroprosesor Intel Core i7 dengan motherboard Intel DX58SO
Hasil pengujian berbagai kalangan yang bersifat independent (uji benchmark) dengan menggunakan program aplikasi seperti uji sistem 3DMark, uji sistem Sandra 2009, uji sistem Everest Ultimate, POC Ray, SuperPi, WinRAR, Crysis, maupun uji World in Conflict, menyebutkan bahwa pasangan mikroprosesor Intel Core i7 dengan motherboard Intel DX58SO menunjukkan nilai performa yang jauh lebih bagus dibandingkan mikroprosesor pendahulunya walaupun telah dioverclock dan dipasangankan dengan motherboard high end sekalipun. Pengujian tersebut meliputi pengujian CPU, memori, uji sistem penyimpan (storage), uji rendering untuk single core maupun quad core, dan uji performa grafik (DirectX). Berikut ini disajikan beberapa informasi tentang hasil pengujian.
Mikorprosesor Intel Core i7 yang dipasangkan pada motherboard Intel DX58SO dibandingkan dengan mikroprosesor pendahulunya, yaitu mikroprosesor Intel X3350 yang frekuensinya telah di-overclock hingga 3,2 GHz dan dipasangkan pada motherboard ASUS P5E3.
  • Hasil uji sistem CPU menunjukkan bahwa prosesor Intel Core i7 unggul sebesar 40 % di atas prosesor Intel X3350.
  • Perbedaan yang sangat mencolok terlihat pada hasil test memorinya. Bandwidth memori Intel Core i7 100% lebih tinggi dibandingkan Intel X3350. Hal ini menunjukkan memory controller yang terintegrasi didalam mikroprosesor Core i7 bekerja jauh lebih baik dibandingkan sistem Intel X3350 yang menggunakan memory controller eksternal.
  • Hasil uji 3DMark menunjukkan skor untuk CPU Intel Core i7 lebih tinggi 5% hingga 10% dibandingkan Intel X3350. Uji 3DMark ini biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar efisiensi dan performa sistem ketika digunakan untuk menjalankan game 3 dimensi (3D game).
  • Hasil uji menggunakan SuperPi menunjukkan prosesor Intel Core i7 menampilkan performa lebih bagus dibandingkan Intel X3350. Pengujian menggunakan SuperPi biasanya digunakan oleh para overclocker dan penggemar berat komputer untuk menguji stabilitas sistem setelah prosesor di overclock.
1.2.Kesimpulan
Arsitektur baru yang diterapkan pada prosesor Intel Core i7 teruji lebih stabil daripada arsitektur tradisional yang digunakan oleh prosesor sebelumnya. Prosesor ini bagus untuk menjalankan aplikasi tiga dimensi, software video, audio, serta diketahui jauh lebih baik dibandingkan prosesor-prosesor produk sebelumnya. Editing video dan grafik dapat diproses lebih halus dengan waktu yang lebih singkat. Software untuk video dan image edisi terakhir yang dikenal dengan nama Adobe CS4 produk raksasa pembuat software Adobe System, dikabarkan kompatibel dengan prosesor Intel Core i7.
Prosesor Intel Core i7 terutama Intel Core i7 Extreme Edition sangat cocok untuk para maniak komputer, penggemar dan pemakai game 3D, overclocker maupun untuk kaum seniman grafik profesional.
1.3.Penjelajahan bios pada Motherboard Intel Extreme DX58SO
Motherboard Intel Extreme DX58SO menggunakan chipset Intel X58 Tylersburg dan bios yang memiliki beberapa fitur tweaking untuk sistem komputer, mulai dari setting QPI, voltase, SLI dan pengaturan sistem power.
  • Tampilan setting BIOS pada menu ‘Main’

Pada menu MAIN (main = utama) ditampilkan spesifikasi umum sistem komputer. Informasi yang ditampilkan di sini meliputi spesifikasi bios, prosesor, memori, QPI, dan cache memori. Sistem komputer tersebut di atas menggunakan prosesor Intel Core i7 Blooomfield XE berkecepatan (frekuensi) 3,20 GHz, QPI 6,4 GT/s, kecepatan sistem memori 1333 MHz, L2 Cache 256 KB dan L3 Cache 8192 KB (8 MB).
Pada bagian yang tulisannya berwarna biru, dapat diubah nilainya. Melalui menu ‘MAIN’ ini pengguna komputer bisa men-disable atau enable multiple core dan fitur Hyper-Threading, mengganti tanggal, jam, serta memilih bahasa yang digunakan oleh bios. Pada bios ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, seluruh core diaktifkan, fitur Hyper-Threading juga diaktifkan.
  • Tampilan setting BIOS pada menu ‘Advanced’

Pada menu ‘Advanced’ ditampilkan opsi (pilihan) BIOS seperti biasanya yang terdapat pada sistem komputer terdahulu (komputer berbasis mikroarsitektur Intel Core). Melalui menu ‘Advanced’ ini dapat dilakukan pengaturan periperal-periperal yang ada dengan cara meng-enable/disable periperal tersebut. Pengaturan drive juga bisa dilakukan melalui pilihan menu ini. Selain itu, juga ditampilkan informasi mengenai boot, serta laporan mengenai keadaan hardware-nya (hardware monitoring) seperti disajikan pada gambar di atas.
  • Tampilan setting BIOS pada menu ‘Performance

Sebelum memasuki opsi-opsi yang disediakan pada menu ‘Performance’, akan muncul peringatan seperti tertera pada gambar di atas yang maknanya kurang lebih:
Peringatan: Pengubahan nilai frequensi clock dan/atau voltase kemungkinan dapat menimbulkan
(i) menurunkan stabilitas sistem, kemampuan sistem dan prosesor
(ii) mengakibatkan kegagalan prosesor dan komponen sistem lainnya
(iii) mengakibatkan pengurangan dan penurunan performa prosesor dan sistem
(iv) mengakibatkan kerusakan tambahan
(v) mempengaruhi (bisa merusak) integritas (keutuhan) data
Intel tidak menguji dan tidak menggaransi prosesor yang dioperasikan melebihi spesifikasinya.
Oleh karena itu, pengubahan nilai frekuensi clock terutama overclocking dan voltase harus dilakukan dengan cermat dan perhitungan yang matang untuk menghindari kerusakan, kerugian atau akibat-akibat seperti tertera pada peringatan tersebut. Kerusakan akibat pengubahan nilai frekuensi clock dan voltase, tidak digaransi oleh Intel.
Setelah peringatan ini tampil di layar, selanjutnya dapat diteruskan menampilkan opsi-opsi (pilihan) yang merupakan submenu dari menu ‘Performance’, yang berguna untuk mengatur performa sistem komputer. Menu utama ‘Performance’ memiliki submenu seperti tertera pada gambar (tampilan) berikut:

Filesafe Watchdog
Submenu ‘Filesafe Watchdog’ sebaiknya diatur enable. Dengan demikian, bila komputer mengalami permasalahan booting, ‘Filesafe Watchdog’ akan mengembalikan BIOS pada aturan defaultnya. Fitur ini diketahui mampu bekerja dengan baik. Itulah sebabnya disarankan agar selalu meng-enable fitur ini.
Host Clock Frequency Override
Submenu ‘Host Clock Frequency Override’ digunakan untuk mengatur nilai clock dasar CPU (BCLK atau base clock prosesor). Bila opsi submenu ini diatur Automatic, maka CPU akan menggunakan nilai clock dasar standar default-nya. Untuk mikroprosesor Intel Core i7 920, Intel Core i7 940 dan Intel Core i7 965 XE, nilai clock dasarnya adalah 133 MHz. Pada kondisi seperti ini upaya overclocking dengan cara meningkatkan nilai clock dasarnya tidak dapat dilakukan.
Khususnya, bila ingin meng-overclock mikroprosesor Intel Core i7 920 dan Intel Core i7 940, pada submenu ‘Host Clock Frequency Override’ harus dipilih opsi manual, jangan Automatic, maka di layar monitor akan ditampilkan informasi mengenai besarnya nilai clock dasarnya sebagai berikut:

Nilai BCLK ini bisa ditentukan sendiri besarnya. Overclocking prosesor dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai BCLK-nya.
Mikroprosesor Intel Core i7 965 XE juga dapat di-overclock dengan cara seperti ini, selain dengan cara meningkatkan nilai multipliernya. Misalnya, bila nilai BCLK diubah dari standar defaultnya 133 MHz menjadi 150 MHz, maka kecepatan mikroprosesor Intel Core i7 965 XE yang semula 3,2 GHz akan berubah meningkat menjadi 3,6 GHz. Peningkatan kecepatan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai multiplier mikroprosesor Intel Core i7 965 XE adalah 24x, BCLK standarnya adalah 133 MHz. Dengan demikian kecepatan standarnya adalah 24 x 133 MHz = 3192 MHz. Jika dibulatkan menjadi 3200 MHz atau 3,2 GHz.
Setelah nilai BCLK diubah (di-overclock) menjadi 150 MHz, maka kecepatan mikroprosesor berubah dan meningkat menjadi 24 x 150 MHz = 3600 MHz atau 3,6 GHz.
Processor Overrides
Terdapat banyak pilihan (opsi) pada submenu ‘Processor Overrides’ yang berhubungan dengan prosesor. Melalui pemilihan opsi-opsi ini proses overclocking atau hal-hal yang mendukung overclocking dapat dilakukan, mulai dari voltase prosesor, multiplier frekuensi prosesor, konfigurasi prosesor pada saat idle, dan lain-lainnya.

  • Static CPU Voltage Override
Opsi ‘Static CPU Voltage Override’ berguna untuk mengatur nilai voltase prosesor. Pilihan tertinggi nilai voltase prosesor adalah 1,6 Volt. Bila dipilih opsi Default maka prosesor akan bekerja pada voltase standarnya. Jika seorang overclocker melakukan overclocking, biasanya juga melakukan overvolting yaitu meningkatkan nilai voltase prosesor di atas nilai standarnya agar diperoleh hasil yang lebih optimal.
  • Maximum Non-Turbo Ratio
Opsi ini berguna untuk mengatur atau menentukan nilai multiplier frekuensi prosesor. Pada mikroprosesor Intel Core i7 920 dan Intel Core i7 940, multiplier tersebut tidak dapat diubah karena multiplier kedua mikroprosesor tersebut memang dikunci oleh Intel. Sedangkan multiplier mikroprosesor Intel Core i7 965 Bloomfield XE tidak dikunci oleh Intel (unlock multiplier), memang disediakan untuk kaum overclocker dan enthusiast komputer yang senang melakukan overclocking untuk memperoleh performa komputer yang lebih baik (lebih cepat). Oleh karena itu, mikroprosesor Intel Core i7 965 Bloomfield XE dapat di-overclock dengan cara mengubah nilai multiplier-nya hingga melebihi nilai standarnya.
Memory Overrides
Pada submenu ‘Memory Override’ disediakan banyak pilihan untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan memori. Misalnya voltase memori, timing, multiplier frekuensi memori dan lain-lainnya. Upaya meningkatkan kinerja memori dengan cara meningkatkan frekuensi clock memori, voltase memori dan hal-hal yang berkaitan dengan memori dapat dilakukan melalui opsi-opsi yang ada pada submenu ini.

Jika opsi ‘Performace Memory Profile’ disetel Automatic maka nilai-nilai seperti UCLK Multiplier, Memory Multiplier, tCL dan lain-lainnya adalah nilai standarnya. Agar nilai-nilai tersebut dapat diubah, maka opsi ‘Performace Memory Profile’ harus disetel Manual-User Define seperti ditampilkan pada gambar berikut:

  • Memory Multiplier (multiplier memori)
Upaya meningkatkan frekuensi memori dapat dilakukan melalui pengubahan nilai Memory Multiplier hingga di atas nilai standarnya (defaultnya). Sebaliknya, bila ingin melakukan underclocking memori (penurunan nilai frekuensi memori), nilai Memori Multiplier harus diubah menjadi di bawah nilai standarnya. Berikut ini disajikan tabel nilai Memory Multiplier dalam hubungannya dengan nilai frekuensi memori.

  • Memory Voltage (voltase memori)
Besarnya voltase yang dialirkan ke memori dapat diatur melalui opsi ‘Memory voltage’. Bila meng-overclock memori, agar diperoleh hasil yang memuaskan biasanya diikuti dengan tindakan menaikkan nilai voltase memori. Pada opsi ini disediakan pilihan nilai voltase memori hingga 2,5 Volt, jauh dari nilai standarnya yang hanya 1,54 Volt.

Bus Overrides
Pengubahan-pengubahan kecepatan bus dapat dilakukan pada submenu ini. Pengubahan kecepatan transfer data QPI dapat dilakukan melalui opsi ‘QPI Data Rate’ yang merupakan bagian dari QPI Configuration. Sedangkan pengubahan voltase QPI dapat dilakukan melalui opsi ‘QPI Voltage Override’.

  • QPI Data Rate
Opsi QPI Data Rate berguna untuk mengatur kecepatan transfer data QPI. Jika QPI Data Rate diatur Auto, maka akan digunakan kecepatan standarnya. Selain pilihan Auto, juga disediakan tiga pilihan kecepatan transfer data QPI, yaitu 4,8 GT/s, 5,866 GT/s, dan 6,4 GT/s. Dengan demikian kecepatan transer data QPI dapat diatur manual dengan cara memilih salah satu tiga nilai kecepatan transfer yang tersedia.

2.Motherboard ASUS P6T Deluxe
Motherboard-motherboard produksi ASUS Company sering dipakai oleh overclocker sebagai salah satu komponen penting yang dipakai untuk aktivitas overclocking mikroprosesor. Perusahaan ASUS memang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi motherboard berkualitas tinggi. Motherboard, memori, kartu grafis dan periperal lainnya yang berkualitas tinggi merupakan faktor utama yang turut menentukan keberhasilan upaya overclocking mikroprosesor. Perusahaan ASUS telah memproduksi motherboard baru untuk mikroprosesor Intel Core i7. Nama motherboard tersebut adalah ASUS P6T Deluxe yang diketahui sangat cocok untuk kegiatan overclocking karena pada BIOSnya tersedia banyak menu pilihan untuk pengaturan frekuensi clock dan voltase berbagai komponen seperti CPU, DRAM, QPI, dan komponen lainnya.

2.1. Beberapa fitur Motherboard ASUS P6T Deluxe
Motherboard ASUS P6T Deluxe yang menggunakan chipset (IO Hub) Intel X58 Tylersburg ini menyediakan tiga slot tempat untuk kartu grafis PCI Express x16 yang kompatibel dengan versi protokol 2.0. Slot-slot tersebut dapat bekerja dalam dua mode, yaitu:
▫ x16/x16/x1 dengan satu atau dua kartu grafis, atau
▫ x16/x8/x8 dengan tiga kartu grafis
Motherboard ASUS P6T Deluxe mampu mendukung penggunaan dual kartu grafis tanpa ada batasan. Motherboard tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari Nvidia. Oleh karena itu, selain mampu mendukung teknologi Crossfire ATI, juga mampu mendukung Nvidia SLI. Dengan demikian, motherboard ASUS P6T Deluxe cukup baik bila digunakan sebagai bahan perakitan komputer berperforma tinggi (misalnya untuk game) yang dilengkapi beberapa tipe akselerator grafik. Selain menyediakan tiga slot PCI Express x16, motherboard tersebut juga menyediakan satu slot untuk PCI Express x4 dan dua slot PCI reguler.
Motherboard ASUS P6T Deluxe menempatkan 6 slot DIMM untuk DDR3 SDRAM, dua slot per channel. Dengan gambaran seperti ini bermakna bahwa motherboard ASUS P6T Deluxe mampu mengakomodasi memori hingga 12 GB. Tidak berbeda dengan motherboard terdahulu, lokasi slot DIMM ini berada di sebelah kanan soket prosesor, sehingga terkesan tidak ada yang istimewa dalam hal desain tata letak pada motherboard ini.
Motherboard ASUS P6T Deluxe menggunakan Southbridge ICH10R yang memang merupakan pasangan dari IO Hub Intel X58. Southbridge ICH10R tidak menyediakan dukungan untuk device PATA. Oleh karena itu, ASUS menambahkan controller Marvell 88SE6111 ke dalam motherboardnya, sehingga motherboard ASUS P6T Deluxe kini menyediakan/mendukung penggunaan interface PATA-133 dan eSATA. Pada bagian belakang motherboard (back panel) disediakan port untuk eSATA. ASUS juga menyediakan dua port network Gigabit melalui controller Marvell 88E8056. Kedua port tersebut juga terlihat terpasang pada panel di bagian belakang motherboard. Port-port lain yang terpasang pada panel tersebut antara lain 8 port USB 2.0, port PS/2 untuk keyboard atau mouse dan port audio.

Motherboard ASUS P6T Deluxe menyediakan fitur baru, yaitu aplikasi Turbo-V. Aplikasi ini berguna untuk mengatur parameter-parameter yang ada pada motherboard secara langsung dan mudah melalui OS (Operating System). Misalnya mengatur frekuensi BCLK dan voltase berbagai komponen yang ada

2.2. Penelusuran BIOS pada motherboard ASUS P6T Deluxe
Motherboard ASUS P6T Deluxe memiliki BIOS yang menarik. Pengaturan-pengaturan frekuensi clock dan voltase yang berhubungan dengan prosesor, DRAM (memori), QPI, bus serta chipset, mudah dilakukan terutama untuk tujuan overclocking. Pengaturan frekuensi clock dan voltase ini dapat dilakukan melalui menu Ai Tweaker yang tersedia pada setup BIOS. Opsi yang tersedia pada menu Ai Tweaker cukup banyak dan rinci.


  • Pengaturan frekuensi BCLK (pada opsi BCLK Frequency). Frekuensi BCLK dapat diubah dengan mudah. Angka frekuensi ini dapat diatur mulai dari 100 MHz hingga 500 MHz. Nilai default (standar normal) yang tertera pada motherboard adalah 133 MHz. Bila ingin meng-overclock prosesor, QPI, memori dan bagian uncore, maka nilai BCLK harus diatur lebih dari 133 MHz.
  • Pengaturan frekuensi memori (pada opsi DRAM Frequency). BIOS motherboard ASUS ini menyediakan beberapa pilihan nilai frekuensi DDR3 mulai dari 800 MHz hingga 2133 MHz. Pilihan nilai frekuensi selengkapnya adalah:
  1. DDR3 – 800 MHz
  2. DDR3 – 1066 MHz
  3. DDR3 – 1333 MHz
  4. DDR3 – 1600 MHz
  5. DDR3 – 1866 MHz
  6. DDR3 – 2133 MHz
Tampak bahwa nilai frekuensi pada pilihan tersebut, mulai dari 800 MHz hingga 2133 MHz naik secara bertahap. Besar kenaikannya selalu tetap yaitu 266 MHz dari tahap ke tahap. Sementara itu nilai standar BCLK untuk Intel Core i7 adalah 133 MHz. Hal ini memberikan makna bahwa kenaikan nilai frekuensi memori pada pilihan tersebut diatur selalu sebesar dua kali nilai BCLK-nya, yang bermakna pula setara dengan menaikkan nilai multiplier-nya dengan menambahkan angka 2 pada nilai multiplier sebelumnya. Sebagai contohnya:
Multiplier memori untuk Intel Core i7 965 XE, nilai standar normalnya adalah 10x. Sedangkan nilai standar BCLK adalah 133 MHz.
Maka Frekuensi memorinya adalah 10 x 133 MHz = 1333 MHz.
Misalkan memori tersebut di-overclock dengan cara meningkatkan nilai multipliernya dari 10x menjadi 12x (naik dua angka). Maka frekuensi memori berubah menjadi 12 x 133 MHz = 1600 MHz. (kurang lebih naik 266 MHz dari nilai standar normalnya).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kenaikan nilai frekuensi sebesar 266 MHz, setara dengan kenaikan nilai multipliernya sebesar dua angka lebih tinggi dari nilai multiplier sebelumnya.
  • Pengaturan Voltase CPU (pada opsi CPU Voltage)
    Nilai standar voltase CPU (VCore) untuk mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield adalah 1,2 Volt, sedangkan untuk mikroprosesor Intel Core i7 Extreme Edition Bloomfield XE adalah 1,504 Volt. Pada BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe disediakan pilihan pengaturan nilai voltase CPU antara (minimum) 0,85 Volt hingga (maksimum) 2,1 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,00625 Volt.
  • Pengaturan Voltase CPU PLL (pada opsi CPU PLL Voltage)
    Pilihan nilai voltase CPU PLL yang disediakan berkisar antara (minimum) 1,80 Volt hingga (maksimum) 2,50 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
  • Pengaturan Voltase QPI/Core DRAM (pada opsi QPI/DRAM Core Voltage)
    Pilihan nilai voltase yang disediakan berkisar 1,20 Volt hingga 1,90 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,00625 Volt.
  • Pengaturan Voltase IOH (pada opsi IOH Voltage)
    Pilihan nilai voltase IOH yang disediakan berkisar 1,10 Volt hingga 1,70 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
  • Pengaturan Voltase IOH PCIE (pada opsi IOH PCIE Voltage)
    Pilihan nilai voltase IOH yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 2,76 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
  • Pengaturan Voltase ICH (pada opsi ICH Voltage)
    Pilihan nilai voltase ICH yang disediakan berkisar 1,10 Volt hingga 1,40 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,1 Volt.
  • Pengaturan Voltase ICH PCIE (pada opsi ICH PCIE Voltage)
    Pilihan nilai voltase ICH PCIE yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 1,80 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,1 Volt.
  • Pengaturan Voltase bus DRAM (pada opsi DRAM Bus Voltage)
    Pilihan nilai voltase bus DRAM yang disediakan berkisar 1,50 Volt hingga 2,46 Volt dengan kenaikan nilai antara pilihan voltase satu dengan lainnya sebesar 0,02 Volt.
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan secara sederhana tabel yang berisi ringkasan dari opsi nilai voltase berbagai parameter tadi.

  • Pengaturan Timing DRAM (pada opsi DRAM Timing Control). BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe juga menyediakan pengaturan timing memori (DRAM). Fasilitas pengaturan ini juga terdapat pada menu Ai Tweaker pada submenu DRAM Timing Control. Daftar opsi-opsi pengaturan memori pada submenu DRAM Timing Control disajikan pada gambar tampilan BIOS berikut ini.

Tampak bahwa item-item pengaturan sangat rinci. Jika pengguna bingung dengan item-item ini, cukuplah mengatur semuanya dengan pilihan Auto.
BIOS motherboard ASUS P6T Deluxe menyediakan fasilitas khusus untuk mengatur fitur teknologi prosesor yang terkandung di dalam prosesor tersebut, misalnya teknologi Processor Power-Saving, teknologi Intel Virtualization, Execute Disable Bit (Xdbit), Intel HTT (Hyper-Threading Technology), EIST (Enhanced SpeedStep Technology), Intel C-State, dan lain-lainnya. Pengaturan penggunaan fitur teknologi prosesor tersebut terdapat pada menu Advanced yang ada pada BIOS.


Jika ingin mengaktifkan atau memanfaatkan fitur-fitur tersebut cukup dengan memilih opsi enable. Sebaliknya jika tidak ingin menggunakannya, harus memilih disable.
Pada menu Advanced juga ditampilkan informasi mengenai spesifikasi prosesor yang dipakai, mulai dari clock speed (frekuensi clock), BCLK, multiplier hingga cache memory-nya.
Sedangkan untuk mengontrol kondisi hardware, seperti misalnya temperatur CPU (prosesor), voltase CPU dan kecepatan Fan, dapat dilihat pada menu Power pada BIOS, yaitu pada submenu Hardware monitoring.

Motherboard ASUS P6T Deluxe tampaknya berbeda dengan motherboard ASUS kelas high-end lainnya. Pada motherboard ini terdapat fitur khusus yang menarik, yaitu O.C. Profile dan EZ Flash yang terintegrasi (integrated) pada motherboard. EZ Flash berguna untuk meng-update BIOS.

Mikroprosesor Keluarga Intel Core i7

Mikroprosesor Keluarga Intel Core i7 (Bag 1)

Intel Core i7 adalah nama salah satu keluarga mikroprosesor desktop golongan x86-64 produksi Intel Corporation. Mikroprosesor ini berbasis mikroarsitektur Intel Nehalem, dan memang merupakan bagian dari platform Nehalem. Hingga bulan April 2009 seluruh prosesornya merupakan model prosesor quad core (memiliki empat core), ditujukan untuk pangsa pasar high end desktop. Intel masih mencantumkan nama resmi ‘Core’ pada prosesor ini sebagai kelanjutan dari brand ‘Core’ sebelumnya. Kehadirannya menggantikan kedudukan keluarga prosesor pendahulunya yang dikenal dengan nama Intel Core2. Mikroprosesor keluarga Intel Core i7 yang pertama kali diproduksi diberi nama sandi (corenamed) Bloomfield, dibuat di Costa Rica dan dirilis pertama kali pada tanggal 17 November 2008. Fabrikasi mikroprosesor ini juga dilakukan di Arizona, New Mexico dan Oregon. Seluruh mikroprosesor Bloomfield ini diproduksi menggunakan teknik fabrikasi 45 nm, dilengkapi set instruksi (instruction set) x86, x86-64, MMX, SSE, SSE2, SSE3. SSSE3, SSE4.1 dan SSE4.2, serta fitur-fitur EIST, Intel 64, Xdbit, TXT, Intel VT, Hyper-Threading, Turbo Boost, QPI, Smart Cache, HD Boost. Mikroprosesor Intel Core i7 Bloomfield didesain menggunakan soket B yang dikenal pula dengan nama soket LGA 1366. Frekuensi (clock rate) mikroprosesor yang diproduksi berkisar 2,66 GHz hingga 3,2 GHz.
Fitur-fitur mikroprosesor Intel Core i7
Mikroprosesor berbasis mikroarsitektur Nehalem memiliki banyak tambahan fitur-fitur baru yang berbeda atau bahkan belum terdapat pada mikroprosesor pendahulunya (brand Intel Core2). Fitur-fitur tersebut berperanan penting dalam upaya peningkatan performa komputer. Sebagian diantaranya telah diaplikasikan pada mikroprosesor Intel Core i7.
Secara dinamis arsitektur mikroprosesor ini mengelola core, thread, interface dan daya yang dikonsumsi prosesor. Setiap core didesain mampu menjalankan dua thread sekaligus secara simultan. Dengan demikian, prosesor quad core ini mampu menjalankan delapan thread sekaligus secara simultan. Prosesor high end yang berbasis mikroarsitektur Nehalem tersebut dilaporkan memiliki bandwidth hingga mencapai empat kali lipat bandwidth prosesor Intel Core 2 atau Intel Xeon. Temperatur prosesor saat kondisi idle dilaporkan sekitar 40 oC, sedangkan saat bekerja dapat mencapai 50 oC hingga 60 oC bila tetap bekerja pada kecepatan dan sistem pendingin standarnya.
Fitur kunci atau fitur utama yang menjadikan mikroprosesor Intel Core i7 memiliki performa jauh lebih tinggi dari mikroprosesor sebelumnya adalah:
▫ Intel Hyper-Threading Technology
▫ Intel Turbo Boost Technology
▫ Intel Smart Cache berkapasitas 8 MB yang berlaku share
▫ Intel QuickPath Interconnect
▫ Memory controller yang terintegrasi di dalam prosesor dengan dukungan triple channel memori DDR3
Selengkapnya, akan kita bahas pada bagian selanjutnya sebagian fitur yang merupakan fitur baru yang diimplementasikan pada generasi awal mikroprosesor Intel Core i7.

Soket-soket prosesor AMD

Soket-soket prosesor AMD

Soket adalah tempat dudukan prosesor pada motherboard. Dudukan ini berbentuk segi empat dengan lubang-lubang kecil tempat tertancapnya kaki-kaki (pin-pin) prosesor yang tersusun membentuk matriks 2 dimensi. Susunan, letak, dan jarak antar lubang sama persis dengan susunan, letak, dan jarak antar pin-pin pada prosesor.
Istilah soket (nama lengkapnya adalah soket CPU atau soket prosesor) telah digunakan secara luas dalam dunia komputer untuk menggambarkan konektor yang menghubungkan motherboard dengan prosesor, khususnya untuk tipe komputer desktop dan server. Prosesor yang dimaksud di sini terutama prosesor berarsitektur Intel x86.
Banyak sekali ditemukan soket-soket pada motherboard yang diproduksi menggunakan arsitektur PGA (Pin Grid Array). Seperti telah disinggung di atas, pada soket tersebut banyak lubang-lubang tempat tertancapnya (diselipkannya) pin-pin atau kaki-kaki prosesor yang terletak di sisi bawah permukaan prosesor. Contoh soket yang menggunakan arsitektur ini adalah:
· Soket 5 yang memiliki 296 pin CPGA (Ceramic Pin Grid Array). Soket ini digunakan untuk prosesor AMD K5 SSA5.
· Soket A yang memiliki 462 Pin CPGA. Soket ini biasanya digunakan oleh prosesor AMD K7 Thunderbird (Athlon Thunderbird). Sebenarnya prosesornya sendiri memiliki 462 pin, 9 pin diantaranya tertutup (tidak ada), sehingga secara nyata hanya memiliki 453 pin. Inilah kekhususan dan tipe soket A (462 Pin CPGA).
· Soket A (EV6) yang memiliki 462 pin OPGA (Organic Pin Grid Array). Contoh prosesor AMD yang menggunakan soket ini adalah Athlon XP.
Masih banyak contoh-contoh prosesor AMD yang menggunakan soket berarsitektur PGA.
Socket 296 berarti dudukan prosesor tersebut memiliki 296 lubang. Dengan sendirinya socket tersebut untuk dudukan prosesor yang jumlah kaki atau pin-pin-nya sebanyak 296 pin. Begitu juga pengertian untuk soket-soket berarsitektur PGA lainnya.
Dudukan prosesor pada motherboard tidak selalu berbentuk soket, ada pula yang berbentuk slot, atau dapat dikatakan dudukan berbasis slot (memang bentuknya lebih mirip slot ekspansi dari pada soket). Prosesornya sendiri dikemas menggunakan dudukan berbentuk slot yang disebut single edge connection. Contoh prosesor AMD yang menggunakan dudukan berarsitektur slot ini, antara lain prosesor AMD K7 (Athlon Argon, Pluto, Orion dan Thunderbird). Nama slot-nya adalah slot A.
Selain jenis soket-soket tersebut, masih ada lagi jenis soket yang lain, yaitu soket A (untuk prosesor AMD dengan jumlah pin 462), Soket AM2 (untuk prosesor AMD dengan jumlah pin 940), soket F dan lain-lainnya.

Daftar berbagai jenis soket dan slot prosesor yang digunakan pada prosesor buatan AMD disajikan pada tabel berikut:


Perlu diketahui bahwa pada awalnya, prosesor-prosesor produksi AMD menggunakan soket keluaran Intel, misalnya soket 1, soket 2, soket 3, soket 5, dan soket 7. Sejak Intel mengeluarkan dudukan prosesor tipe Slot 1, tidak lagi memberikan hak penggunaan Slot dan soket produksinya untuk produsen prosesor lainnya. Akibatnya, AMD terpaksa mengembangkan slot dan soket sendiri untuk dudukan prosesor produksinya. Soket yang pertama kali diproduksi oleh AMD diberi nama Super Soket 7 yang merupakan hasil modifikasi dari soket 7 keluaran Intel. Pada masa-masa berikutnya, AMD memproduksi dudukan prosesor tipe yang lebih baru, antara lain Slot A, Soket A, Soket 754, Soket 939, dan soket AM2.
1. Soket 1

Soket 1 adalah soket standar yang dibuat oleh perusahaan Intel. Soket ini semula digunakan untuk tempat dudukan mikroprosesor golongan x86 buatan Intel sendiri. Prosesor-prosesor buatan Intel yang menggunakan dudukan tipe soket 1 antara lain Intel 80486SX, 80486SX2, Intel 80486DX, 80486DX2, dan Intel 80486DX4 Overdrive. Soket 1 diperkenalkan pada bulan April 1989.

AMD adalah salah satu perusahaan mikroprosesor yang juga memanfaatkan soket 1 buatan Intel ini untuk dudukan prosesornya. Beberapa model prosesor Am486. buatan AMD, menggunakan dudukan soket 1. Karakteristik soket 1 antara lain:

o Memiliki 169 lubang pin, dengan lay out 17 x 17 PGA (Pin Grid Array)

Saat beroperasi, menggunakan tegangan (voltase) 5 Volt.
2. Soket 2

Sebagian model prosesor keluarga Am486 buatan AMD didesain menggunakan soket 2. Seperti halnya soket 1, soket 2 ini adalah soket buatan Intel. Biasanya digunakan untuk dudukan prosesor buatan Intel sendiri, misalnya Intel 80486SX, 80486SX2, 80486DX, 80486DX2, 80486DX4 Overdrive dan 486 Overdrive. AMD hanyalah salah satu perusahaan yang ikut memanfaatkan soket 2 buatan Intel untuk dudukan prosesor produksinya. Soket 2 diperkenalkan pada bulan Maret 1992 oleh perusahaan Intel. Karakteristik soket 2 antara lain:

o Memiliki 238 lubang pin, dengan lay out 19 x 19 PGA (Pin Grid Array)

o Saat beroperasi, menggunakan tegangan (voltase) 5 Volt.

3. Soket 3
Soket 3 adalah soket buatan Intel untuk dudukan prosesor Intel 80486, misalnya prosesor Intel 80486SX, 80486SX2, 80486DX, 80486DX2, 80486DX4 Overdrive, dan 486 Overdrive Pada masa itu, AMD juga menggunakan soket 3 tersebut untuk dudukan prosesornya.

Prosesor buatan AMD yang menggunakan Soket 3 antara lain beberapa model prosesor Am486 dan prosesor Am5x86. Soket 3 diperkenalkan oleh Intel pada bulan Februari 1994. Sebenarnya soket 3 ini merupakan soket yang dapat digunakan untuk prosesor yang memiliki voltase rendah 3,3 Volt. Karakteristik soket 3 antara lain:

o Memiliki 237 lubang pin, dengan lay out 19 x 19 PGA (Pin Grid Array)

Saat beroperasi, menggunakan tegangan (voltase) 5 Volt atau 3,3 Volt.
4. Soket 5

Sama seperti Soket 3, Soket 5 juga soket buatan Intel. Soket ini semula untuk dudukan prosesor Intel Pentium Classic 75 MHz hingga 133 MHz dan Pentium OverDrive. Pentium MMX tidak kompatibel dengan soket ini. Pada masa itu, AMD juga menggunakannya untuk dudukan prosesor buatannya, yaitu prosesor AMD K5 (SSA5 dan Godot).

Biasanya, prosesor-prosesor yang menggunakan soket 5 bisa ditempatkan/dipasangkan juga pada motherboard yang menggunakan soket 7.

Karakteristik soket 5 antara lain:
- Memiliki 320 lubang pin SPGA (Saggered Pin Grid Array)
- Saat beroperasi, menggunakan tegangan (voltase) 3,3 Volt
- Mendukung FSB 50 MHz,  60 MHz dan 66 MHz
5. Soket 7

Soket 7 adalah soket prosesor yang didesain oleh Intel, dan diproduksi untuk menggantikan kedudukan soket 5. Oleh Intel, soket ini digunakan untuk dudukan prosesor desktop Pentium Classic yang bernama sandi P54 dan P54C. Soket ini memiliki lubang pin sebanyak 321 pin PGA (Pin Grid Array). Contoh prosesor Pentium Classic yang menggunakan dudukan soket 7 adalah Pentium 75 MHz, Pentium 90 MHz dan Pentium 100 MHz hingga Pentium 200 MHz. Soket 7 juga digunakan untuk dudukan prosesor desktop Pentium MMX bernama sandi P55C.. Contoh prosesor Pentium MMX yang menggunakan dudukan soket 7 adalah Pentium MMX 166 MHz, Pentium MMX 200 MHz dan Pentium MMX 233 MHz.

Soket 7 diproduksi untuk menggantikan pendahulunya, yaitu soket 5. Soket 7 ini juga dapat digunakan untuk dudukan prosesor-prosesor yang berbasis soket 5. Dengan kalimat lain, dapat dikatakan “Prosesor-prosesor berbasis soket 5 dapat dipasangkan pada soket 7”.

Dibandingkan dengan soket 5, maka soket 7 ini memiliki pin-pin ekstra dan dilengkapi desain dua jalur voltase yang terpisah untuk prosesor. Namun, tidak semua produsen motherboard memanfaatkan peluang desain ini. Motherboard-motherboard tertentu masih menggunakan desain voltase tunggal walaupun menggunakan soket 7. Patut dipahami bahwa soket 5 memiliki voltase tunggal.
Sebenarnya, soket 7 merupakan salah satu jenis soket yang digunakan secara luas oleh berbagai produsen prosesor. Selain kompatibel dengan prosesor produk Intel, soket ini juga kompatibel dengan prosesor AMD maupun Cyrix. AMD pun akhirnya menggunakan soket 7 untuk dudukan prosesor produk terbarunya saat itu, yaitu AMD K5 (SSA5 dan Godot), AMD K6, AMD K6-2, dan AMD K6-III
Sedangkan prosesor-prosesor Cyrix yang kompatibel dengan soket 7 antara lain Cyrix 6×86 (dan MX) P120 – P233.

Soket 7 bekerja dengan baik pada kisaran voltase 2,5 volt hingga 3,5 volt dengan FSB 66 MHz hingga 83 MHz. Soket ini diperkenalkan oleh Intel pada bulan Juni 1995.
6. Super Soket 7
Super soket 7 dikenal pula dengan nama Super 7. Soket ini dikembangkan dari soket 7. Super soket 7 dilengkapi FSB hingga 100 MHz, mampu mendukung bus AGP dan paket SPGA. Memiliki kisaran voltase 2.0 Volt hingga 2.4 Volt. Jumlah lubang pin (lubang kontak) sebanyak 321 lubang pin. Prosesor-prosesor AMD yang menggunakan dudukan super soket 7, antara lain AMD K6-2 dan AMD K6-III. Bahkan prosesor produksi Cyrix juga ada yang menggunakan soket ini.
Prosesor-prosesor yang berbasis soket 7 dapat dipasang (kompatibel) pada motherboard yang menggunakan super soket 7. Tetapi, tidak berlaku sebaliknya. Prosesor yang berbasis super soket 7 tidak akan berjalan sempurna bila dipasang pada motherboard yang menggunakan soket 7. Setidak-tidaknya, prosesor tidak akan berjalan dengan kecepatan penuh (full speed). Sebenarnya, prosesor yang berbasis soket 5 pun bisa dipasangkan pada motherboard yang menggunakan super soket 7. Namun, sayangnya, tidak semua motherboard yang menggunakan desain super soket 7 mendukung voltase yang diperlukan oleh prosesor berbasis soket 5.
Sebelum menggunakan super soket 7, AMD memang menggunakan soket 7 yang sebenarnya milik Intel. Pada saat itu, Intel mengeluarkan soket baru (sebenarnya bertipe slot) untuk dudukan prosesor terbarunya. Tempat dudukan prosesor tersebut dikenal dengan nama Slot 1. Sejak saat itu Intel tidak memberikan hak kepada AMD maupun perusahaan prosesor lain untuk menggunakan Slot 1 miliknya.
Disisi lain, AMD merencanakan merilis prosesor baru dengan kecepatan bus 100 MHz atau lebih. AMD pun segera mencari solusi baru. Mereka segera mengembangkan soket 7. Salah satu hasil pengembangan yang tampak adalah semakin besarnya nilai FSB. Semula, soket 7 ber-FSB 66 MHz, oleh AMD dikembangkan menjadi 100 MHz. Hasil pengembangan atau ekstensi dari soket 7 diberi nama super soket 7 atau Super 7. Tentu saja soket ini dapat menampung prosesor-prosesor yang lebih cepat hingga mencapai 500 MHz. Bahkan prosesor AMD K6-3 yang dipasangkan pada soket ini dapat berjalan dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan prosesor Pentium II yang menggunakan slot 1. Ternyata solusi ini adalah solusi sementara, karena setelah beberapa waktu kemudian, AMD mengeluarkan Slot A. Slot A tersebut mirip dengan Slot 1, tetapi tidak saling kompatibel satu dengan lainnya.
Jelas di sini, bahwa soket 7 adalah soket terakhir milik Intel yang boleh digunakan oleh AMD (dan perusahaan prosesor lainnya). Setelah itu, AMD tidak lagi menggunakan soket milik Intel. AMD merancang, memproduksi, dan menggunakan soket mereka sendiri.
7. Slot A
Slot A adalah tempat dudukan prosesor berbentuk slot pada motherboard yang digunakan untuk prosesor-prosesor buatan AMD. Prosesor AMD yang menggunakan dudukan tipe slot A ini antara lain AMD Athlon versi awal yang bernama core Argon, Pluto, Orion, dan Thunderbird.
Dudukan prosesor tersebut tidak berbentuk soket seperti biasanya, tetapi berbentuk slot seperti slot-slot tempat tertancapnya card-card pada motherboard, misalnya sound card, video card, LAN card dan lain-lainnya. Letak dudukan ini biasanya terpisah dari kumpulan slot-slot card tadi.
Slot A ini adalah tipe slot SEC (Single Edge Cartridge) yang memiliki 242 ‘pin’, wujudnya mirip dengan slot 1 (242 pin SECC) yang biasa digunakan untuk prosesor Pentium II atau Pentium III buatan Intel yang telah beredar lebih dahulu di pasaran. Slot A secara mekanik kompatibel dengan slot 1, tetapi secara elektronis tidak kompatibel dengan slot 1 milik prosesor Intel. Dengan kalimat sederhana dapat dikatakan bahwa keduanya tidak saling kompatibel karena penempatan posisi pin-nya berbeda.
Prosesor Athlon pengguna slot A itu sendiri dikemas dalam desain cartridge (575 pin BGA – 242 pin SEC) yang mirip dengan desain cartridge milik Intel Pentium II atau pentium III


Konektor slot A mampu mendukung bus yang lebih tinggi dibandingkan soket 7 maupun super soket 7. Motherboard-motherboard yang menggunakan slot A, menggunakan ‘bus protocol’ EV6 yang desainnya berasal dari prosesor DEC (Digital Equipment Corporation) Alpha.
8. Soket A
Soket A yang disebut juga dengan nama soket 462 adalah soket buatan AMD yang biasa digunakan untuk prosesor AMD Athlon bernama core Thunderbird, AMD Athlon XP/MP yang bernama core Palomino, Thoroughbred, Barton, dan Thorton, AMD Duron bernama core Spitfire, Morgan, dan Applebred, serta AMD Sempron nama core Thorougbred. Soket A diproduksi untuk menggantikan pendahulunya, yaitu slot A. Sejak soket A diproduksi, seluruh prosesor AMD didesain memiliki 462 pin SPGA agar kompatibel dengan soket tersebut.
Soket A diperkenalkan oleh AMD pada bulan Juni 2000. Spesifikasi soket ini antara lain:
o Memiliki 462 lubang pin, dengan layout 37×37 SPGA (Staggered Pin-Grid Array). Sembilan pin diantaranya tertutup, sehingga tinggal 453 pin yang terpakai.
o Didesain untuk prosesor dengan Chip form factors Ceramic Pin Grid Array (CPGA) maupun Organic Pin Grid Array (OPGA)
o Tipe soket adalah zero insertion force pin grid array (ZIF PGA)
o Mendukung sistem bus DDR (Double Data Rate) yang berbasis bus EV6 DEC Alpha: 100 MHz (FSB200), 133 MHz (FSB266), 166 MHz (FSB333) dan 200 MHz (FSB400)
Bekerja pada kisaran voltase 1.0 Volt hingga 2.05 Volt.

AMD menjelaskan bahwa sebaiknya massa alat (komponen) pendingin prosesor (cooler, heatsink dan fan) tidak melebihi 300 gram, sebab jika melebihi ukuran tersebut dapat merusak prosesor, apalagi bila cara penanganannya tidak sempurna. Akhirnya, produksi soket A berangsur-angsur mulai dihentikan (discontinued) sejak AMD beralih menggunakan soket 754, soket 939, dan AM2, walaupun sebagian vendor diketahui masih menyediakan motherboard dan prosesor tersebut.
9. Soket 754
Soket 754 adalah salah satu soket yang dikembangkan oleh AMD, merupakan soket pertama yang mampu mendukung prosesor 64 bit buatan AMD sendiri. Diperkenalkan pertama kali pada tahun 2003. Awalnya digunakan untuk prosesor desktop Athlon 64 nama core ClawHammer dan Newcastle. Akhirnya digunakan pula untuk prosesor Athlon 64 Venice dan prosesor desktop low end AMD Sempron (nama core Paris dan Palermo), serta prosesor mobile Athlon 64 dan mobile Sempron.

Soket 754 memiliki 754 lubang kontak, digunakan untuk dudukan prosesor yang didesain memiliki 754 pin tipe OPGA (Organic Pin Grid Array). Soket ini memberikan dukungan voltase pada kisaran 0.8 Volt hingga 1,55 Volt.
Soket 754 mendukung penggunaan interface memori 64 bit single channel, bus HyperTransport 800 MHz Bi-Directional, dan memiliki bandwidth data efektif 9,6 GB per detik.
10. Soket 939
Soket 939 adalah soket yang didesain dan diproduksi oleh AMD. Dirilis pertama kali pada bulan Juni 2004. Merupakan soket kedua yang didesain oleh AMD untuk mendukung prosesor 64 bit. Soket ini menggantikan kedudukan soket pendahulunya, yaitu soket 754.

Soket 939 memberi dukungan voltase 0,8 Volt hingga 1,55 Volt, bus HyperTransport 1000 MHz, memiliki 939 lubang kontak yang didesain untuk prosesor 939 pin OPGA, baik prosesor single core maupun dual core. Prosesor Athlon 64 X2 4800+ adalah prosesor ber-clock speed tinggi yang menggunakan paket soket 939. Contoh prosesor yang menggunakan soket 939 antara lain:
o Athlon 64 (nama core ClawHammer, Newcastle, Winchester, Venis, Manchester, San Diego, Toledo),
o Athlon 64 FX (nama core ClawHammer, San Diego),
o Athlon 64 X2 (nama core Manchester, Toledo),
o Sempron (nama core Palermo)
o Opteron (nama core Venus, Denmark).
Soket 939 mendukung penggunaan memori DDR SDRAM 128 bit dual channel dengan bandwidth 6,4 GB per detik, mendukung set instruksi 3DNow!, SSE, SSE2, dan SSE3. Prosesor-prosesor yang menggunakan soket ini umumnya memiliki L1 Cache 128 KB (64 KB untuk cache data, 64 KB untuk cache instruksi), dan L2 Cache 512 KB atau 1024 KB
11. Soket 940
Soket 940 memiliki 940 lubang kontak, didesain untuk prosesor 940 pin tipe PGA, memberi dukungan voltase 0,8 Volt hingga 1,55 Volt, serta bus HyperTransport 800 MHz/1000MHz, kompatibel dengan DDR SDRAM. Soket ini digunakan untuk prosesor 64 bit. Contoh prosesor yang menggunakan soket 940 antara lain:
o Athlon 64 FX nama core SledgeHammer
Opteron (nama core SledgeHammer, Troy, Athens, Italy, dan Egypt)

Soket 940 sebenarnya dimaksudkan untuk soket prosesor server. Oleh karena itu, soket ini banyak digunakan untuk prosesor server Opteron, baik yang berkonfigurasi dual prosesor, empat prosesor, maupun delapan prosesor.
Soket 940 tidak kompatibel dengan prosesor yang didesain untuk soket AM2, atau sebaliknya, walaupun keduanya memiliki jumlah pin atau lubang pin yang sama (sebanyak 940 pin/lubang pin). Soket 940 didesain untuk penggunaan memori DDR SDRAM, sedang soket AM2 didesain untuk penggunaan memori DDR2 SDRAM.
Di sisi lain. soket 939 tidak dapat dipasangkan pada motherboard yang didesain untuk soket 940, meskipun kedua soket ini sama-sama dirancang menggunakan memori DDR SDRAM. Soket 939 menghendaki unbuffered memory, sedangkan soket 940 menghendaki registered memory.
Motherboad yang didesain menggunakan soket 940 tersedia di pasaran dengan pasangan chipsets:
o AMD’s own 8000-series
o nVidia nForce4 Professional
12. Soket AM2
Nama Soket AM2 berasal dari nama Soket M2. Penggunaan nama soket M2 dapat mengakibatkan kerancuan dengan nama prosesor produksi Cyrix, yaitu Cyrix MII. Oleh karena itu, untuk menghindari kerancuan tersebut nama Soket M2 diganti dengan nama baru Soket AM2.

Soket AM2 adalah soket yang didesain oleh AMD untuk tempat dudukan prosesor desktop produksi AMD sendiri. Soket AM2 diluncurkan untuk menggantikan soket yang lama (pendahulunya), yaitu soket 939 dan Soket 754. Soket AM2 dirilis ke pasaran pada tanggal 23 Mei 2006.
Prosesor-prosesor berbasis soket AM2 tidak kompatibel dengan motherboard yang menggunakan jenis Soket 940 maupun Soket 939 (PGA dengan 940 lubang kontak), walaupun ketiga-tiganya memiliki pin/lubang kontak yang sama, yaitu 940 pin. Pernah dilaporkan bahwa Soket AM2 menunjukkan kinerja 0 – 7 % lebih cepat dibandingkan Soket 939 yang setara.
Prosesor-prosesor AMD yang kompatibel dengan soket AM2, antara lain:
§ Prosesor single core : AMD Athlon 64 (Orleans), AMD Sempron (Manila), Opteron (Santa Ana)
§ Prosesor dual Core : AMD Athlon 64 X2 Windsor dan AMD Athlon 64 FX Windsor.
Prosesor-prosesor yang berbasis Soket AM2 kebanyakan diproduksi dengan teknologi manufaktur 90 nm atau 65 nanometer dan dilengkapi fitur instruksi SSE3. Kompatibel dipasangkan dengan jenis memori DDR2-SDRAM. Bahkan dapat dikatakan merupakan soket pertama AMD yang memberi dukungan terhadap penggunaan DDR2 SDRAM.
13. Soket AM2+
Soket AM2+ merupakan perkembangan dari soket AM2. Pada prosesor desktop, soket ini digunakan untuk prosesor Phenom X3 nama core Toliman dan Phenom X4 bernama core Agena. Sedangkan prosesor server yang menggunakan soket AM2+ adalah Opteron Budapest.
Soket AM2+ memiliki lubang kontak 940 pin yang sesuai untuk desain pin prosesor bertipe OPGA (Organik Pin Grid Array) maupun CPGA (Ceramic Pin Grid Array).
Soket AM2+ sepenuhnya kompatibel dengan soket AM2. Prosesor-prosesor yang didesain menggunakan soket AM2 dapat dipasangkan pada soket AM2+, atau sebaliknya.
Terdapat sedikit perbedaan antara soket AM2 dan AM2+. AM2+ memiliki dua fitur utama yang tidak dimiliki oleh AM2. Fitur tersebut adalah:
o Bus HyperTransport versi 3.0 yang mampu beroperasi sampai 2,6 GHz.
o Power yang terpisah: satu untuk core CPU dan satu lagi untuk IMC (Integrated Memory Controller). Kondisi seperti ini dapat memperbaiki sistem penghematan daya. CPU dalam mode ‘sleep’, tetapi IMC masih dalam kondisi aktif. Kondisi seperti dapat terjadi, dan dapat menghemat penggunaan daya (power).
Seperti dijelaskan tadi, bahwa prosesor AM2+ dapat dipasangkan dan bekerja pada motherboard bersoket AM2, tetapi kerja atau operasi prosesor AM2+ tidak bisa maksimal karena terbatasi oleh spesifikasi soket AM2 yang masih menggunakan bus HyperTransport versi 2,0 yang berkecepatan 1 GHz, dan sistem penghematan daya tidak bisa dilakukan karena hanya memiliki satu ‘power plane’ untuk core CPU dan IMC (tidak terpisah seperti pada AM2+).
14. Soket F
Soket F dikenal pula dengan nama Soket 1207 karena memiliki 1207 pin/lubang kontak. Soket F ini didesain untuk mendukung penggunaan jenis memori DDR2-SDRAM.
Terdapat beberapa versi Soket F, antara lain soket F (LGA 1207) yang biasa digunakan untuk prosesor server Opteron, dan soket F (1207 FX) yang dirancang untuk dual soket prosesor dual core Athlon 64 FX. Kedua versi soket ini tidak saling kompatibel satu dengan lainnya. Soket F (LGA 1207) berbeda dengan soket F 1207 FX. Masing-masing dirancang untuk prosesor, chipset, dan motherboard yang berbeda.

15. Soket 563

Soket 563 adalah tipe soket untuk prosesor mobile versi low power (TDP 16 Watt hingga 25 Watt) yang biasa dipakai untuk laptop/notebook. Soket yang bersifat eksklusif ini dibuat oleh AMD, yang digunakan untuk dudukan prosesor mobile Athlon XP-M versi low power yang didesain memiliki 563 pin OuPGA (Organic mikro Pin Grid Array)
16. Soket S1
Soket S1, sampai pertengahan tahun 2008 tergolong soket generasi terbaru yang dibuat oleh AMD. Sementara ini, soket tersebut masih digunakan untuk prosesor mobile (komputer laptop/notebook). Pertama kali digunakan untuk prosesor mobile Turion dual core dan diperkenalkan pada tanggal 17 Mei 2006.

Soket S1 memiliki 638 lubang pin, menggantikan posisi soket 754 yang dipakai pada prosesor mobile. Soket S1 mendukung penggunaan prosesor mobile dual core, DDR2 SDRAM dual channel, bus 800 MHz HyperTransport, dan fitur teknologi Virtualization. Prosesor mobile AMD yang menggunakan soket S1 ini akan bersaing di pasaran dengan prosesor mobile Intel Core 2 produksi perusahaan Intel.
Contoh prosesor yang menggunakan soket S1, antara lain:
o Turion 64 nama core Richmon
o Turion 64 X2 nama core Taylor, Trinidad, Tyler

o Mobile Sempron nama core Keene, Sherman