April 30, 2015

MAY DAY 2015.

3,5 Juta Buruh Turun ke Jalan, May Day di Indonesia Diklaim Terbesar di Dunia

hutabaratnews.blogspot.com - Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Andi Ghani mengatakan, pihaknya akan menurunkan 150 ribu buruh dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Jakarta, 1 Mei mendatang. Selain di Jakarta, May Day juga akan diperingati oleh 3,5 juta buruh anggota KSPSI di seluruh Indonesia.
Aksi itu diklaim sebagai peringatan May Day terbesar di dunia. Hal itu disampaikan Ghani saat didaulat Presiden Joko Widodo untuk menjelaskan rencana aksi May Day, di hadapan tamu undangan saat kegiatan ground breaking rumah susun sederhana sewa untuk pekerja di Ungaran, Rabu (29/4/2015) siang.
Meski diklaim sebagai aksi May Day terbesar di dunia, Ghani menjamin tidak akan ada aksi pemblokiran jalan tol, bandara dan akses vital lainnya yang dilakukan para buruh dalam aksi May Day tahun ini.     
"Saya jamin Pak Presiden, tidak satu pun kami akan merusak aset-aset negara atau pemerintah," kata Ghani.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan bahwa kalangan buruh di berbagai daerah masih mendapatkan hambatan dari aparat untuk merayakan May Day. Padahal kegiatan unjuk rasa dijamin oleh konstitusi.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi bahwa May Day adalah ekspresi kegembiraan tadi adalah warming. Tapi kami laporkan di sini, bahwa kami masih menerima resistensi di beberapa daerah," kata Iqbal.
Sebelumnya Presiden Jokowi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa peringatan May Day merupakan ekspresi kegembiraan para buruh sepanjang dilakukan dengan aman dan damai. Jokowi meminta masyarakat dan aparat tidak perlu mengkhawatirkan peringatan May Day.

KONSEP MANAJEMEN SDM

Pengembangan Konsep Manajemen SDM

Beberapa aspek dari filosofi dasar dapat diketahui dari beberapa pendapat; dimana teori Y dari McGregor menekankan kegunaan untuk mengintegrasikan kebutuhan organisasi dengan kebutuhan individu- prinsip komitmen bersama, ini juga dikemukakan oleh Walton. Konsep utuh MSDM yang muncul pada pertengahan tahun 1980, berasal dari penulis terkenal mengenai manajemen yang berkembang pada dekade tersebut. Para penulis tersebut termasuk Pascale dan Athos (1981) serta Peters dan Waterman (1982) yang menghasilkan daftar sifat-sifat yang menurut mereka sebagai karakteristik perusahaan yang berhasil. Penulis terkenal dari kelompok dengan mutu yang sangat baik mungkin memiliki beberapa pengaruh pada pemikiran manajemen mengenai kebutuhan budaya kuat dan komitmen. Dua konsep awal MSDM telah diberi nama oleh Boxall (1992) sebagai model paralel dan kerangka kerja Harvard.

Model Paralel MSDM

Satu dari pernyataan konsep MSDM yang eksplisit, dilakukan oleh kelompok Michigan (Fobrum et al., 1984). Mereka menganggap bahwa sistem SDM dan srtuktur organisasi harus dikelola dalam cara yang kongruen dengan strategi organisasi (oleh karena itu, namanya model paralel). Siklus sumber daya manusia mengandung empat proses dasar atau fungsi yang dilakukan di semua organisasi. Keempat fungsi tersebut adalah :
1. Seleksi - mencocokkan sumber daya manusia yang ada dengan jabatan.
2. Penilaian - (manajemen kinerja).
3. Imbalan - sistem imbalan merupakan satu dari perangkat manajerial yang dimanfaatkan dan digunakan untuk mengendalikan kinerja organisasi.
4. Pengembangan - mengembangkan karyawan berkualitas bagus.

Fobrum et al. menyatakan bahwa fungsi SDM harus dikaitkan dengan prosedur organisasi dengan memberikan data dasar SDM bagi bisnis, dengan memastikan bahwa manajer senior memberikan perhatian mengenai permasalahan SDM sebagaimana memberikan perhatian untuk fungsi yang lain, dan dengan mengukur kontribusi fungsi SDM pada tingkat Stratejik, manajerial dan operasional.

Kerangka Kerja Harvard

Pendiri MSDM yang lain adalah kelompok Harvard, di mana Beer et al. (1984) mengembangkan apa yang disebut oleh Boxall (1992) sebagai ”Kerangka Kerja Harvard”. Kerangka kerja ini didasarkan pada keyakinan bahwa masalah historis manajemen personalia hanya dapat dipecahkan ketika manajer umum mengembangkan pandangan mengenai bagaimana mereka ingin melihat karyawan dilibatkan didalam dan di kembangkan oleh perusahaan, dan kebijakan serta praktik MSDM apa yang mungkin mencapai tujuan yang ada. Tanpa filisofi inti atau visi stratejik - yang dapat diberikan hanya oleh manajer umum - MSDM kemungkinan besar tetap merupakan sekumpulan aktivitas independen, masing-masing dipandu oleh tradisi yang menjadi kebiasaan mereka sendiri.

Beer dan rekannya percaya bahwa ”Saat ini, banyak tekanan yang menginginkan perspektif yang lebih lua, lebih komprehensif dan lebih stratejik dengan memperhatikan sumber daya manusia”. Tekanan ini telah menciptakan kebutuhan untuk ”perspektif jangka panjang dalam mengelola orang dan lebih memperhatikan manusia sebagai aset potensial daripada hanya sebagai biaya variabel”.

Mereka adalah yang pertamakali menekankan prinsip bahwa MSDM milik manajer lini.
Mereka juga menyatakan bahwa : ”Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan tindakan manajemen yang mempengaruhi sifat hubungan antara organisasi dan karyawan - sumber daya manusia organisasi”.
Kelompok Harvard menyarankan bahwa MSDM memiliki dua ciri karakteristik :1) manajer lini menerima tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan penjajaranstrategi
kompetitif dan kebijakan personalia; dan 2) fungsi personalia memiliki misi dalam menetapkan kebijakan yang mengatur bagaimana aktivitas personalia dikembangkan dan diterapkan dalam cara yang membuat mereka lebih saling menguatkan lagi.

Menurut Boxall (1992), keuntungan model ini adalah :
- Menggabungkan identifikasi dari sejumlah kepentingan stakeholder.
- Mengenali kegunaan pertukaran baik secara eksplisit ataupun implisit; antara kepentingan pemilik dan karyawan, seperti antara beragam kelompok kepentingan;
- Memperlebar konteks MSDM untuk memasukkan otoritas karyawan organisasi kerja dan pertayaan yang terkait dengan gaya pengawasan;
- Pengetahuan mengenai pengaruh dalam skala luas dari keadaan yang ada mengenai pilihan manajemen terhadap strategi, menyarankan hubungan antara pasar produk dan logika sosial-budaya;
- Menekankan pilihan stratejik - tidak diarahkan oleh determinisme situasional atau lingkungan.

Model Harvard sangat memaksakan pengaruh terhadap teori dan praktik MSDM, terutama dalam penekanannya mengenai fakta bahwa MSDM lebih menjadi perhatian manajemen secara umum daripada fungsi personalia. Walton (1985), juga dari Harvard, memperluas konsep dengan menekankan kegunaan komitmen dan mutualitas:

Model MSDM yang baru disusun oleh kebijakan yang mempromosikan mutualitas- tujuan bersama, pengaruh bersama, penghargaan bersama, imbalan bersama, tanggung jawab bersama. Teorinya adalah kebijakan mutualitas akan memperoleh komitmen, yang kemudian akan menghasilkan kinerja ekonomi yang lebih baik dan pengembangan manusia yang lebih besar.

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI.

Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi

Desain organisasi ini adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : 
adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen :
berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : 
sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : 
pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : 
pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : 
ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan

Biasanya keputusan-keputusan yang ada pada organisasi dipengaruhi oleh keputusan struktural :
Dan yang mempengaruhi keputusan struktural:
- Keseluruhan strategi organisasi
- Ukuran organisasi : dipengaruhi oleh besar/kecilnya sebuah organisasi
- Teknologi yang digunakan : Struktur perusahaan beradaptasi dengan teknologi yang dipakai, dan teknologi ini biasanya selalu berkembang
- Kadar ketidakpastian lingkungan : terdapat lingkungan yang stabil ada pula lingkungan yang dinamis, dan organisasi tersebut harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya

Kerangka dari Strategi :
- Inovasi : mengejar keuntungan kompetitif dengan inovasi yang berarti dan khas
- Meminimalisir Pengeluaran : Fokus dengan mengontrol ketat pengeluaran yang membutuhkan struktur mekanik pada organisasi
- Imitasi : meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan meniru penguasa pasar yang membutuhkan organik dan mekanik elemen pada organisasi

Macam - macam Desain Organisasi :
. Desain Organisasi Tradisional

- Struktur yang simpel : departemensialisasi rendah
- Struktur yang fungsional : pembagian departemen berdasarkan fungsi
- Struktur yang divisional : terdiri dari beberapa divisi dengan terbatasnya otonomi dibawah koordinasi dan kontrol dari bagian atas perusahaan

• Desain Organisasi Kontemporer
- Tim Terstruktur : terdiri dari beberapa grup kerja dengan memberi wewenang kepada karyawan untuk memanajemen diri Sendiri
- Matriks dan Struktur Proyek : Para spesialis ditugaskan untuk mengerjakan proyek yang dipimpin oleh seorang project managers : Matrix and Project Participants mempunyai dua managers dan karyawan terus berkerja pada proyek, dan akan pindah setelah proyeknya selesai
- Organisasi tanpa batas-batas organisasi yang jelas : desain organisasi yang fleksibel dan tidak terstruktur yang cenderung untuk tidak terdapat penghalang antara organisasi dengan para pelanggan dan supplier
- Menghapus penghalang (horizontal)
- Menghapuskan batas-batas external, mendekat ke stakeholder
- Organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa belajar, dan organisasi yang belajar adalah sebuah organisasi yang mengembangkan kapasitasnya dengan mempelajari, beradaptasi, dan berubah melalui latihan pengetahuan memanajemen oleh karyawan


Karakteristik dari Organisasi yang belajar :
- Open team based organization, dengan cara memberi kekuasaan lebih kepada karyawan
- Alur pertukaran informasi terbuka dan penyebaran informasi lancar
- Kepemimpinan yang menyebarkan visi untuk masa mendatang
- Budaya yang kuat, kepercayaan, keterbukaan, dan rasa pengertian terhadap komunitas

MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI.

MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI.

Perilaku organisasi merupakan sebuah studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, berarti bahwa PO adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. PO mengajarkan tiga factor penentu perilaku dalam organisasi meliputi : Individu, Kelompok dan Struktur.

Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga dengan PO. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Beberapa variabel dependen dalam PO meliputi : produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan dua variabel lain yaitu perilaku menyimpang di tempat kerja dan perilaku kewarganegaraan organisasional (organizational citizenship behavior).

Produktivitas.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994:19) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input).

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
1. Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
2. Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
3. Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja, metode kerja.

Mangkir
Absenteeism didefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran merugikan perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian, semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka semakin berkurang produktivitas kerjanya.

Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes adalah :
1. Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan terhadap kelompok, norma kelompok kerja, gaya pemimpin, hubungan antar karyawan, dan kesempatan untuk maju.
2. Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja
3. Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex dan family size
4. Kepuasan pada situasi kerja
5. Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem insentif, norma kelompok kerja, etika kerja personal dan komitmen organisasi.
6. Motivasi kehadiran
7. Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan, tanggung jawab keluarga, dan problem transportasi.
8. Kehadiran karyawan.

Delapan faktor ini merupakan sebuah model konseptual yang didasarkan pada 104 studi tentang ketidakhadiran (Steers dan Rhodes, 1978; dalam Usmara, 2003:51).
Lihat : Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi, editor Usmara, Penerbit Amara Books, Yogyakarta.

Turnover
Perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi. Menurut Mueller (2003: hal 2-5), ada beberapa aspek yang bisa dipakai sebagi prediktor dari turnover. Yakni:
# Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External alternatives.). Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi di saat mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, maka literatur lebih menekankan pada persepsi mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor dari turnover organisasional.
# Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal alternatives). Menurut Cable dan Turban (2001) dalam Mueller (2003:hal 2-3) bagi banyak karyawan, minat dan ketertarikan pada pekerjaan tidak hanya semata didasarkan pada posisi yang tersedia namun juga konteks organisasi secara keseluruhan. Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan kualitas pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi bisa digunakan sebagai indeks utilitas dari turnover disamping persepsi terhadap alternatif eksternal. Karyawan tidak akan melakukan turnover dari organisasi jika ia merasa bahwa ia bisa atau mempunyai kesempatan untuk pindah (internal transfer) ke pekerjaan lain, di organisasi yang sama yang dianggapnya lebih baik.
# Harga /nilai dari perubahan kerja ( Cost of job change) Individu meninggalkan organisasi seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-alternatif yang mendorong mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada faktor lain yang membuat individu memilih untuk tetap bertahan, yakni faktor keterikatan (Embeddedness. Individu yang merasa terikat dengan organisasi cenderung untuk tetap bertahan di organisasi. Keterikatan menunjukkan pada kesulitan yang dihadap oleh individu untuk berpindah / mengubah pekerjaan, meski ia mengetahui adanya alternatif yang lebih baik di luar. Salah satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover adalah asuransi kesehatan dan benefit-benefit yang didapat dari organisasi (misal pensiun dan bonus-bonus). Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan komitmen kontinuans (continuance commitment), yaitu kesadaran karyawan bahwa turnover membutuhkan biaya (Meyer & Allen, 1997) dalam Mueller (2003: hal 4-5)
# Kejadian-kejadian kritis (Critical Events). Menurut Beachs (1990) dalam Mueller (2003:10-13), kebanyakan orang jarang memutuskan apakah mereka tetap bertahan di pekerjaan yang ada ataupun tidak, dan tetap mempertahankan pekerjaan yang sama sebagai fungsi dari suatu pilihan dibanding suatu kebiasaan. Kejadian-kejadian kritis, memberikan kejutan yang cukup kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang kembali situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari kejadian-kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan, perceraian, sakit atau kematian dari pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan seperti diabaikan dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih menjanjikan atau mendengar tentang kesempatan kerja yang lain. Semua kejadan-kejadian tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan kecenderungan seseorang untuk turnover, karena setiap kejadian bisa disikapi secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.

Tercakup di dalam kejadian-kejadian kritis adalah :

1. Kejadian yang berulang (continuation events)
2. Kejadian yang bersifat netral (neutral events)
3. Kejadian yang tidak berulang (discontinuation events)

Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior)
Merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya, seseorang yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu, namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam istirahat dengan sukarela adalah salah satu contohnya.

Kedudukan OCB sebagai salah satu bentuk perilaku extra-role, telah menarik perhatian dan perdebatan panjang di kalangan praktisi organisasi, peneliti maupun akademisi. Podsakoff (2000) mencatat lebih dari 150 artikel yang diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dalam kurun waktu 1997 hingga 1998. Namun demikian, penelitian di lapangan masih meninggalkan beberapa permasalahan krusial yang menuntut penanganan yang lebih intensif dan menyeluruh.

Beberapa faktor yang mempengaruhi OCB antara lain (Organ, 1995; Sloat, 1999) :

1. Budaya dan iklim organisasi
2. Kepribadian dan suasana hati
3. Persepsi terhadap dukungan organisasional
4. Persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan
5. Masa kerja, dan
6. Jenis Kelamin

Sedangkan Spector (1997, dalam Robbins, 2003:105) menambahkan kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja sebagai penentu utama dari perilaku kewarganegaraan yang baik dari seorang karyawan (organizational citizenship behavior-OCB).

Catatan Pribadi : saya sendiri menganggap OCB lebih dipengaruhi oleh kepribadian atau lebih tepatnya kecerdasan emosi. Dibandingkan faktor2 situasional dan kondisi kerja di atas atau dapat dijadikan mediator atau perantara dari faktor-faktor di atas. Karena berdasarkan pengalaman kerja saya selama ini, dapat dilihat bahwa banyak karyawan yang puas dengan kondisi dan situasi kerja namun tetap tidak memiliki perilaku ekstra seperti ini. Orang-orang yang memiliki OCB tinggi ini umumnya supel dan ramah, perilaku nya tidak didorong oleh embel-embel duit, sukarela dan iklas membantu.

Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Kepuasan kerja merupakan penerimaan positif atas kondisi dan situasi kerja.. Tidak seperti variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku. Dijadikannya kepuasan sebagai variabell dependen yang utama didasarkan pada berbagai penelitian yang memeperlihatkan hubungan kepuasan kerja dengan banyak faktor lain oleh peneliti PO.

Keyakinan bahwa karyawan yang merasa puas lebih produktif bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di antara para manager selama bertahun-tahun, meski pun akhir-kahir ini terdapat keraguan tentang hubungan antara kepuasan – kinerja.

Penelitian yang mendukung berhasil dikumpulkan dari 2.500 unit bisnis yang menemukan bahwa unit yang mendapat nilai di atas 25 persen dalam survey opini karyawan adalah mencapai rata-rata 4,6% di atas anggaran penjualan mereka untuk tahun tersebut. Sementara mereka yang mendapat nilai dibawah 25 persen adalah 0,8 di bawah anggaran. Artinya, memang terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari kinerja berdasarkan kepuasan kerja.

Namun sebuah model yang dikembangkan oleh Lawyer justru sebaliknya. Dengan mengadopsi teori pengharapan, Lawyer menyusun sebuah model dengan urutan : Motivasi – Usaha / Kemampuan – Kinerja – Hasil kerja – Kepuasan. Atau dapat dinyatakan bahwa :
# Pertama, kekuatan motivasi seseorang untuk berkinerja baik secara langsung nampak dari usahanya (seberapa keras ia bekerja). Usaha yang dihasilkan ini bisa saja menghasilkan kinerja yang bagus tepai bisa juga tidak, karena sekurang-kurangnya dua faktor harus benar jika usaha (effort) harus dikonversikan menjadi kinerja. Pertama, orang tersebut harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar mampu bekerja dengan baik. Jika kemampuan dan usaha yang tidak tinggi maka tidak akan menghasilkan kinerja yang baik. Faktor kedua adalah persepsi orang tersebut tentang bagaimana usahanya dikonversikan dengan sebaik-baiknya menjadi kinerja. Di asumsikan bahwa persepsi ini dipelajari oleh individu dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama. Persepsi “bagaimana melakukannya” ini jelas bisa lebar sekali variannya, dan kalau muncul persepsi salah maka kinerja bisa saja rendah meskipun usaha dan motivasi tinggi.
# Kedua, ketika terjadi kinerja, individu memperoleh sejumlah hadil dari kerja. Hasil kerja ekstrinsik yang bisa saja tidak diterima oleh individu
# Ketiga, sebagai akibat dari diperolehnya hasil kerja dan persepsi yenyang nilai rata-rata hasil kerja, individu memiliki respon efektif positif atau negatif (kepuasan atau ketidakpuasan)
# Keempat, model ini menunjukkan peristiwa yang terjadi mempengaruhi perilaku organisasi dengan mengubah persepsi E – P,P – O, dan V. Proses ini digambarkan dalam garis putar umpan balik dan kemudian kembali ke motivasi.

Anggaran Pilkada Simaungun Thn 2015

Anggaran Pilkada Simalungun Rp41,8 M

 Komisi I DPRD menerima audiensi Komisi Pemilihan Umum (KPUD) Simalungun. Dalam diskusi yang membahas anggaran pemilukada tersebut, diungkapkan, anggaran untuk pilkada Simalungun Rp 41,8 Miliar.
Sekretaris KPU Simalungun, James Siahaan mengatakan anggaran tersebut sesuai dengan Permendagri nomor 44 tentang penggunaan anggaran. Maka dari itu, KPU meminta Pemkab Simalungun menambah anggaran pelaksanaan pilkada 2015 mendatang.
Dan, dari kesepakatan antara KPU dengan Pemkab Simalungun dinyatakan bahwa anggaran yang digunakan sebesar Rp 41,8 Miliar. “Itu sudah menjadi kesepakatan, kita akan melakukan penghematan agar nantinya dana ini dapat dikembalikan dan dipergunakan untuk hal lainnya,” jelasnya.
Dijelaskannya, kesepakatan tersebut mulai dilaksanakan pada 27 April kemarin. “Kesepakatan memang sudah ada, maksud kita minggu depan kita akan melakukan audiensi ke DPRD tetapi sudah ada surat panggilan ke kita,” jelasnya.
Sementara itu, Bernhard Damanik, Anggota Komisi I DPRD Simalungun mengatakan pihaknya memanggil KPU Simalungun untuk memperjelas permasalahan ini mengapa ada penambahan anggaran tanpa ada koordinasi dengan Komisi I yang tupoksinya menangani permasalahan anggaran. “Maka dari itu kita butuh penjelasan, karena dalam APBD 2015 sudah ada anggaran untuk pilkada sebesar Rp 27,3 miliar,” jelasnya.
Tetapi hal tersebut nantinya akan tetap dibahas dalam P-APBD Simalungun pada Juli atau Agustus mendatang, agar tidak ada tumpang tindih antara anggara APBD dengan kesepakatan yang telah dibuat. “Tetap kita akan bahas dalam P-APBD mendatang, kita harapkan KPU dapat menghemat anggaran agar nantinya anggaran dapat dialihkan untuk hal lainnya yang lebih mendesak,” kata ketua Fraksi NasDem tersebut.
Selain itu, ia membandingkan antara daerah lainnya yang jumlah TPS-nya tidak jauh berbeda dengan Simalungun. Sehingga anggaran penggunaan dapat diselesaikan. “Perlu penjelesan mendetail mengapa penambahan anggaran begitu besar,” katanya.

KEINDAHAN PANOMBEIAN

PANOMBEIAN PANEI. 30/4/2015.
Saya bangga menjadi anak desa panombean (andespan). Panombeian merupakan sebuah desa yg Indah yg merupakan penghasil Beras terbesar di Simalungun. Desaku merupakan salah desa yg sudah dikunjungi Mantan Presiden SBY untuk melakukan panen raya. Banyak tokoh-tokoh sukses yg dihasilkan dr desaku ini yaitu Jhon Hugo silalahi (mantan bupati simalungun), Mayjend Komarudin Simanjuntak, Sunanta Jaya Saragih (petrocharm, abu dhabi), alm Bapak Ronsen Purba ( mantan DPRD), Walpiden Tampubolon (DPRD simalungun),dll. Selain dr penghasilan Padi desaku juga handal dlm meracik rasa Ikan Mas menjadi sangat manis dan lezat, ikan mas panombean terkenal hingga ke pelosok simalungun dan pematangsiantar. Dan juga tdk kalah saing atas aroma Tuaknya yg begitu wanginya dan enaknya. Panombeian terkenal dgn penghasil tuak bahkan sudah sampai dikirim hingga ke Pekanbaru, jambi dan medan. Sekian cerita singkat tentang desaku. Jaya lah Panombeian, jaya lah selalu.

Anggaran Pilkada Simalungun Rp41,8 M



pilkada_newMETROSIANTAR.com, SIMALUNGUN – Komisi I DPRD menerima audiensi Komisi Pemilihan Umum (KPUD) Simalungun. Dalam diskusi yang membahas anggaran pemilukada tersebut, diungkapkan, anggaran untuk pilkada Simalungun Rp 41,8 Miliar.
Sekretaris KPU Simalungun, James Siahaan mengatakan anggaran tersebut sesuai dengan Permendagri nomor 44 tentang penggunaan anggaran. Maka dari itu, KPU meminta Pemkab Simalungun menambah anggaran pelaksanaan pilkada 2015 mendatang.
Dan, dari kesepakatan antara KPU dengan Pemkab Simalungun dinyatakan bahwa anggaran yang digunakan sebesar Rp 41,8 Miliar. “Itu sudah menjadi kesepakatan, kita akan melakukan penghematan agar nantinya dana ini dapat dikembalikan dan dipergunakan untuk hal lainnya,” jelasnya.
Dijelaskannya, kesepakatan tersebut mulai dilaksanakan pada 27 April kemarin. “Kesepakatan memang sudah ada, maksud kita minggu depan kita akan melakukan audiensi ke DPRD tetapi sudah ada surat panggilan ke kita,” jelasnya.
Sementara itu, Bernhard Damanik, Anggota Komisi I DPRD Simalungun mengatakan pihaknya memanggil KPU Simalungun untuk memperjelas permasalahan ini mengapa ada penambahan anggaran tanpa ada koordinasi dengan Komisi I yang tupoksinya menangani permasalahan anggaran. “Maka dari itu kita butuh penjelasan, karena dalam APBD 2015 sudah ada anggaran untuk pilkada sebesar Rp 27,3 miliar,” jelasnya.
Tetapi hal tersebut nantinya akan tetap dibahas dalam P-APBD Simalungun pada Juli atau Agustus mendatang, agar tidak ada tumpang tindih antara anggara APBD dengan kesepakatan yang telah dibuat. “Tetap kita akan bahas dalam P-APBD mendatang, kita harapkan KPU dapat menghemat anggaran agar nantinya anggaran dapat dialihkan untuk hal lainnya yang lebih mendesak,” kata ketua Fraksi NasDem tersebut.
Selain itu, ia membandingkan antara daerah lainnya yang jumlah TPS-nya tidak jauh berbeda dengan Simalungun. Sehingga anggaran penggunaan dapat diselesaikan. “Perlu penjelesan mendetail mengapa penambahan anggaran begitu besar,” katanya.

Eksekusinya Ditunda, Mary Jane Tetap "Tewas" di Filipina


MANILA, KOMPAS.com — Penundaan eksekusi mati Mary Jane Veloso pada saat-saat akhir membuat kerepotan tersendiri di negeri asalnya, Filipina, setidaknya untuk media cetak negeri itu.

Penundaan eksekusi ibu dua anak tersebut, yang terjadi menjelang eksekusi yang dilaksanakan pada Rabu (29/4/2015) dini hari, membuat media cetak di Filipina belum sempat mengganti headline mereka.

Alhasil, semua surat kabar Filipina yang terbit pada Rabu pagi telanjur memberitakan kematian Mary Jane atau menyalahkan Pemerintah Filipina yang gagal menyelamatkan nyawa perempuan itu.

Harian ternama Filipina yang berbahasa Inggris, Daily Inquirer, masih menurunkan berita utama dengan judul dramatis, "Kematian Datang Sebelum Fajar", dilengkapi foto besar Mary Jane, yang kasusnya menjadi perhatian besar negeri kepulauan itu.

Sementara itu, tabloid terlaris di Filipina yang berbahasa Tagalog, Abante, juga menurunkan berita dengan tema kurang lebih sama. Dilengkapi foto Mary Jane yang tertunduk lunglai,Abante menurunkan berita utama dengan judul, "Selamat Jalan, Mary Jane".

Tabloid lainnya, Standard, memilih untuk menyalahkan Pemerintah Filipina yang gagal menyelamatkan Mary Jane. "Pnoy Harus Disalahkan" demikian kepala berita Standard dengan menggunakan nama panggilan Presiden Benigno Aquino.

"Semua Harapan Pupus" demikian berita utama harian Manila Times, sementara Manila Bulletin lebih memilih judul yang lebih ringan, "Kami Mengharapkan Keajaiban" dan "Tak Ada Penundaan Eksekusi".

Seperti telah diberitakan sebelumnya, menurut rencana, sembilan terpidana mati kasus narkoba, termasuk Mary Jane Veloso, seharusnya menjalani eksekusi mati di Nusakambangan secara bersamaan.

Namun, setelah perekrut Mary Jane menyerahkan diri kepada kepolisian Filipina ditambah lobi politik yang dilakukan Presiden Benigno Aquino membuahkan hasil, akhirnya Presiden Indonesia Joko Widodo mengabulkan penundaan eksekusi mati Mary Jane, meski kabar penundaan itu tiba di Nusakambangan hanya satu jam sebelum eksekusi dilaksanakan.