Keberhasilan dalam Kesederhanaan
Keberhasilan
dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi
tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface
(baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau
karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk
sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi
sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa
apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan
mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan
menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com).
Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama
Bandung, dimana saya diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan
Jalur Karir IT”. Thanks om Alex yang sudah nemenin saya mengarungi tol cipularang
Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan
Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia
hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana,
kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik. Justru dengan
kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa
dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”,
“Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan
orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di
post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan
merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana
mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda. Mirip
dengan mas Iwan, Kangen Band sering dicibir orang karena musiknya low
quality, dalam lagunya “Antara Aku, Engkau dan Dia” hanya bermodal 3-4
chord gitar. Tapi kenyataan membuktikan bahwa penjualan lagu tersebut
mencapai lebih dari 400 ribu keping (meraih dua platinum). Dengan
kesederhanaan (atau bahkan kekurangan) yang kita miliki kita tetap bisa
berkreasi untuk menuju suatu keberhasilan.
Tukul Arwana
menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul
mendobrak atribut host talkshow yang biasanya cerdas, pintar, keren dan
berwibawa. Padahal Mas Tukul sendiri adalah wong ndeso dengan logat
bahasa Indonesia medok ala Perbalan Semarang dan ditambah dengan bahasa
Inggris yang belepotan. Tukul Arwana adalah trend setter baru, kalimat
sederhana seperti “kembali ke laptop”, “puas kamu puas” atau olok-olok
ala semarang seperti “kutu kupret”, “katrok”, “asem ik”, dsb menyebar
secara nasional. Mas Tukul berhasil menjadikan kesederhanaan dan
kekurangannya menjadi kapital untuk meraih sukses.
Google.Com
termasuk “perusak mitos” web design dunia. Penampilannya yang terlalu
sederhana, tentu akan sulit memenangkan kontes web design di level dunia
atau bahkan di level Indonesia
Tapi sebenarnya secara teori software engineering, Google.Com adalah
contoh terbaik bagaimana sebuah sistem dan software dikembangkan. Kalau
tujuannya adalah membuat mesin pencari alias sistem yang menjadi solusi
untuk pencarian informasi, kenapa top page harus menampilkan yang lain
selain kolom untuk pencarian? Google.Com membuktikan keberhasilannya
dengan meraup 60-70% market share mesin pencari.
IlmuKomputer.Com
dulu sering diejek orang karena terlalu sederhana dalam teknologi web,
hanya menggunakan statik html, tanpa desain yang menarik dan bahkan
tanpa CMS. Saya bukan desainer yang baik, dan saya memang ingin fokus
memberi solusi di permasalahan yang ada (sebagai referensi bisa baca
tulisan saya tentang membangun komunitas maya).
Setelah 4 tahun menggunakan statik html, di awal tahun 2007
IlmuKomputer.Com saya ubah menggunakan dynamic html dengan CMS yang
sederhana yaitu WordPress. Sederhana karena ukuran kecil, business
process tidak rumit dan saya tidak repot kalau ada security hole karena
saya cukup update dengan versi terbaru CMS dari WordPress.Org.
Dengan kenyamanan itu saya bisa konsentrasi ke konten dan solusi yang
ingin saya tawarkan. Saya yakin IlmuKomputer.Com belum sukses, tapi
jumlah visitor dan daily hits yang tinggi membuktikan bahwa penggunanya
banyak (dan semakin banyak).
Kegigihan dan kejelian kita mengubah suatu
kesederhanaan dan bahkan kelemahan atau kekurangan, menjadi sebuah
kekuatan adalah kunci keberhasilan. Jangan minder, jangan rendah diri
dan jangan hiraukan ejekan orang lain hanya karena kita sekolah di
universitas yang tidak terkemuka ataupun di universitas kecil yang ada
di kota kecil
Toh Linus Torvald yang bukan lulusan Standford University atau MIT
berhasil membuktikan bahwa LINUX dapat menjadi sistem operasi handal dan
terkenal, bahkan mengalahkan kampiun sistem operasi dunia Prof. Andrew
S. Tannenbaum yang sebelumnya membuat MINIX.
Kreatifitas menghasilkan produk yang diakui dan
bermanfaat untuk masyarakat harus terus diasah, ini sering saya sebut
keunggulan defacto. Sekolah setinggi mungkin juga penting karena ini
adalah keunggulan dejure. Jadi keunggulan defacto dan dejure
adalah termasuk faktor keberhasilan. Targetting untuk menjadi seorang
specialist yang mumpuni harus terus dikejar, karena di era ke depan
semakin sedikit wilayah kerja untuk kaum generalist (ngerti banyak hal
tapi hanya kulit-kulitnya). Tapi jangan lupa juga bahwa kita harus
menjadi seorang specialist yang punya kemampuan verbal dan bisa
“menjual” dan “bernegosiasi” dengan orang lain tentang produk dan
keunggulan kita. Specialist semacam ini yang sering disebut dengan Versatilist.