Mei 21, 2013

Raih Keunggulan De Facto dan De Jure


image025.jpgPernahkah kita mencoba membuat analisa bagaimana perjalanan hidup dan success story para pakar dan tokoh-tokoh IT? Apakah mereka sukses karena gelar? Atau karena hasil karya yang diakui dan dimanfaatkan banyak orang?
image029.jpgKeunggulan yang diperoleh seseorang karena gelar (degree), sertifikasi (certification) dan pengakuan formal, sering saya sebut sebagai keunggulan dejure. Sedangkan sebaliknya, keunggulan yang diperoleh seseorang karena pengakuan dan penghargaan publik terhadap hasil karya, produk, dan perjoeangan yang dilakukan adalah merupakan keunggulan defacto. Bidang teknologi informasi dan computer science termasuk bidang yang unik, karena banyak sekali pakar dan tokoh-tokohnya lahir justru karena kekuatan karakter dan keunggulan defacto, disamping keunggulan dejure.
Bill Gates, Kevin Mitnik, Richard Stallman, dan Linus Torvald, adalah nama-nama yang besar karena keunggulan defacto mereka. Orang mungkin juga lupa bahwa Jerry Yang dan Dennis Ritchie adalah akademisi yang menguasai dengan baik teori-teori dasar komputasi. Meskipun mereka lebih terkenal karena pembuat bahasa C dan founder dari Yahoo.Com. Tentu ada juga orang seperti Andrew S. Tanenbaum yang disamping dia seorang doktor dan profesor di bidang sistem operasi (dejure), juga sangat terkenal dengan idenya membuat Minix (defacto). Minix adalah sistem operasi turunan Unix yang terbuka dan di luar negeri banyak digunakan sebagai bahan ajar untuk kuliah sistem operasi di universitas-universitas.
image031.jpgLinux Torvald muda pun terinspirasi oleh Minix sewaktu pertama kali mengembangkan Linux. Demikian juga dengan William Joy, yang sebenarnya awalnya seorang akademisi dengan project Unix BSDnya, namun sekarang lebih terkenal karena dia tokoh dibalik lahirnya Java dan Jini di Sun Microsystem.
Lalu bagaimana dengan tokoh-tokoh IT Indonesia? Onno W Purbo lebih terkenal tentang Wireless Networking maupun RT/RW Net, meskipun secara dejure beliau ada seorang doktor di bidang semikonduktor. Dan lebih enak menyebut mas Made Wiryana sebagai mbahnya Linux Indonesia (defacto), meskipun penelitiannya bersama Prof. Peter B Ladkin lebih ke arah jaringan dan sistem terdistribusi (dejure).
image027.jpg  image014.jpg  image012.jpg
image035.jpg  image038.jpg  image041.gif
Sumber Daya Manusia (SDM) IT Indonesia, sebaiknya diarahkan untuk memiliki kombinasi kedua keunggulan tersebut. Di satu sisi kita selalu encourage mahasiswa-mahasiswa kita untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Di sisi lain kita ajak untuk aktif dalam komunitas maya, berdiskusi dan membina karir politik maya lewat kerja-kerja unik yang dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Keduanya dapat saling menunjang dan menjadi backup yang baik, sehingga SDM IT kita selalu dapat survive di dunia IT yang makin lama makin keras dan penuh perubahan. Dan yang pasti dengan adanya dua keunggulan tersebut kita akan mendapatkan berbagai kebebasan.
image022.jpgDari ratusan tawaran mengajar, seminar, maupun kesempatan bisnis yang mampir ke saya, sebagian besar datang karena aktifitas saya di dunia maya, misalnya karena saya founder IlmuKomputer.Com, karena tulisan-tulisan saya di media cetak, elektronik, atau yang saya  share di RomiSatriaWahono.Net, ataupun karena pendapat saya di milis-milis (defacto). Sebagian lagi datang karena saya peneliti di LIPI atau karena degree saya (dejure).
Jadi keunggulan mana yang anda pilih, meraih keunggulan Defacto atau Dejure? Persiapkan keduanya untuk menghadapi dunia IT ke depan yang semakin keras dan cepat berubah. Jangan tergiur karena satu keunggulan, raih keduanya untuk backup apalagi satu keunggulan sulit kita raih.