Polentyno Girsang Pertahankanlah tradisi itu dg memilih pemimpin yg baik,,!
Mei 26, 2016
Keluarkan Perppu Perlindungan Anak, Presiden Jokowi Patut Diapresiasi
Medan- Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumut mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Perppu ini ditandatangani Presiden menyusul sejumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi belakangan ini. Dalam Perppu ini juga diatur tentang tambahan hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak.
"Perppu itu dibuat karena setiap tahunnya angka kejahatan seks semakin meningkat," ujar Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitas Pelayanan KPAID Sumut, Muslim Harahap di Medan, Rabu (25/5) malam.
Muslim mengharapkan, semua pihak termasuk DPR mendukung keputusan Presiden Jokowi yang tidak mentolerir pelaku kejahatan seksual. Hukuman kebiri itu dipastikan membawa efek jera dan menekan angka kejahatan itu.
"Kejahatan seksual terhadap anak sudah masuk kategori kejahatan luar biasa. Sehingga, monster - monster itu harus dihentikan. Ini positif agar kasus sama tidak terjadi lagi untuk ke depannya," katanya.
Berdasarkan data laporan korban kejahatan seksual yang membuat pengaduan ke KPAID Sumut, angka kejahatan seksual pada tahun 2015 mencapai 241 pengaduan. Sebanyak 53 pengaduan itu terjadi pada anak-anak.
"Untuk tahun 2016 saja, terhitung sejak Januari hingga Mei, sudah ada 113 pengaduan. Berdasarkan jumlah kasus itu, 50 kasus itu menyangkut kejahatan seksual. Dalam bulan ini, ada dua kasus sama yang dilaporkan ke KPAID," sebutnya
Ini Harga Resmi Pupuk Bersubsidi 2016
Mengacu pasal 12 ayat 1 dari Permentan tersebut, penyalur lini IV atau para pengecer yang ditunjuk wajib menjual pupuk bersubsidi kepada petani, petambak, dan atau kelompok tani sesuai HET yang sudah ditetapkan Kementan tersebut. HET tersebut berlaku untuk pupuk bersubsidi dalam kemasan 50 kg untuk pupuk urea, SP-36, ZA, dan NPK, serta kemasan 40 kg untuk pupuk organik.
Dalam surat tersebut dinyatakan, guna meminimalkan penyelewengan pupuk bersubsidi, kemasan pupuk bersubsidi tersebut diberi label tambahan berwarna merah, yang mudah dibaca dan tidak mudah hilang atau terhapus dengan bertuliskan 'pupuk bersubsidi pemerintah dan barang dalam pengawasan'. Khusus penyediaan dan penyaluran pupuk urea bersubsidi berwarna merah muda (pink) dan pupuk ZA bersubsidi berwarna jingga (oranye).
Pada 2016, pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton. Rinciannya, pupuk urea 4,1 juta ton, pupuk SP-36 850 ribu ton, pupuk ZA 1,05 juta ton, pupuk NPK 2,55 juta ton, dan pupuk organik 1 juta ton.
Maret 07, 2016
MEA dan Bahasa Indonesia
Integrasi ekonomi masyarakat Asia Tenggara sudah dimulai.
Yang kuatir tinggallah kuatir. Berbagai catatan negatif berlakunya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA bagi kemajuan kepentingan nasional juga
sudah banyak diberikan.
Misalnya Indonesia yang berpenduduk terbesar hanya menjadi pasar konsumtif dan sumber daya alamnya yang melimpah hanya menjadi ladang eksploitasi investasi asing yang tidak menguntungkan rakyat Indonesia sebagaimana harapan pada Pasal 33 UUD 1945. Kekhawatiran ini disadari karena kenyataan bahwa sumber daya manusia Indonesia yang rendah dan hampir tidak ada industri nasional yang kuat saat ini bahkan disektor primer yaitu pangan dan sandang. Terlebih, integrasi ekonomi ASEAN ini tidak didasarkan pada solidaritas yang memungkinkan setiap Negara yang bergabung di dalamnya untuk saling (tolong-menolong) mengembangkan kemampuan kreatifnya tetapi lebih pada perluasan kapital atau dagang sehingga yang berkapital besarlah yang akan terus hidup dan mengambil keuntungan. Presiden Joko Widodo hampir selalu menekankan bahwa inilah era kompetisi alias persaingan: yang kuat dan cepatlah yang akan memenangi kehidupan.
Adakah kemungkinan kerja-sama proyek ekonomi bersama demi kemajuan masyarakat ASEAN sebagaimana juga dilihat Dawam Rahardjo? Sebab “Jika daya saing perusahaan MEA tidak meningkat, MEA hanya akan dimanfaatkan oleh kekuatan regional lainnya, khususnya Asia Timur (Dawam Rahardjo, MEA: Kerja Sama atau Persaingan, Kompas, 20 Januari 2016).
Integrasi ekonomi Asia Tenggara dalam pasar tunggal bernama MEA itu pun dikuatirkan akan semakin menghancurkan potensi kemampuan kreatif Indonesia dalam berproduksi dan membangun ekonomi nasional yang selama ini juga tak beranjak dari pola perekonomian di jaman kolonial. Kita masih menjual bahan-bahan mentah ke luar negeri dan membanjiri barang-barang konsumsi dalam negeri dari luar negeri. Pembangunan infrastruktur tampaknya tidak untuk memperkuat Industri Dasar yang memungkinkan kita mengolah sumber daya alam kita sendiri sebagaimana konsepsi pasal 33 UUD 1945 tetapi lebih pada kecepatan alat transportasi alias pengangkutan barang-barang impor dan ekspor yang menghamba pada investasi asing. Pembangunan Kereta Cepat Bandung Jakarta pun mengingatkan pembangunan jalan raya Anyer – Panarukan Deandels yang dibangun untuk mempercepat pengangkutan logisitik dan tentara dalam rangka melawan Inggris.
Memang tidak ada yang bisa disalahkan kemudian bila setiap Individu atau Negara ingin memperoleh kemajuan ekonomi dan memandang MEA sebagai peluang.
Secara historis, pengintegrasian kehidupan ekonomi di Asia Tenggara selalu diusahakan apalagi mengingat misalnya luasnya Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit yang meliputi sebagian besar wilayah Negara-negara yang bergabung dalam ASEAN saat ini. Begitulah secara geopolitik, kemudian dikenal wawasan nusantara sebagai cara memandang kehidupan kenasionalan dalam berbagai segi seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Dalam konsepsi inilah bisa dipahami jika kemudian muncul gagasan Ekpedisi Pamelayu dari Kertanegara dalam rangka membendung ekspansi Khu Bilai Khan demi mengamankan dirinya sendiri, Kerajaan Singhasari dan Nusantara sebagai benteng luar dan ajakan Persatuan melawan kemungkinan penaklukan dan penjajahan bangsa-bangsa di Nusantara.
Dengan begitu terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam hal tertentu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Diberlakukannya pasar tunggal di Asia Tenggara dengan kurang lebih 600 juta penduduk di dalamnya itu memungkinkan berbagai segi peluang kehidupan di Asia Tenggara bisa dikembangkan lebih optimal. ASEAN yang ber”sepakat” untuk pengintegrasian kerja sama ekonomi ASEAN dalam pasar tunggal itu dalam kenyataannya mempunyai perbedaan yang tajam dalam latar budaya politik maupun kebudayaan. Misalnya Vietnam yang tidak phobia dan tidak alergi dengan kosa kota dan atribut komunis itu barangkali bisa mencairkan phobia komunisme di Asia Tenggara, lalu Malaysia dengan kebudayaan Islam dan Melayu, Philipina dengan kekatolikannya dan Thailand dengan kebudhaannya. Semua perbedaan ini bisa dicairkan dalam rangka titik temu pencapaian ekonomi maju atas nama komunitas Asia Tenggara. Sesuatu yang mungkin tetapi dengan tanda tanya besar.
Walau begitu kita selalu melihat dalam sejarah bagaimana penyatuan dan usaha bersatu di Asia Tenggara selalu diusahakan. Dalam kerangka itu bahkan menghasilkan bahasa pergaulan (lingua franca) yang sederhana untuk saling berhubungan, saling mengerti, pun menyebarkan kerohanian yang bagi kita, Bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa pergaulan itu kemudian menjadi bahasa nasional kita: Bahasa Indonesia.
Di dalam MEA, Bahasa Indonesia yang egaliter, indah, mudah dan sederhana itu menemukan tantangan untuk hidup dan berkembang. Setiap pekerja dan pelajar Indonesia bisa menjadi utusan dari keindahan Bahasa Indonesia dan setiap orang asing yang bekerja di Indonesia berpeluang memahami Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan begitu Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa persatuan komunitas Asia Tenggara.
Pada hari ini, Bahasa Inggris pun mendapatkan tempat di Asia Tenggara sebagai bahasa pergaulan. Semua pojok tempat termasuk di Indonesia menawarkan jasa untuk melatih lidah Melayu Anda untuk bisa juga bersilat lidah ala Eropa khususnya Inggris. Walau begitu Bahasa Indonesia tidak perlu berkecil hati berhadapan dengan Bahasa Inggris di Asia Tenggara. Dari sejarah bahkan Bahasa Melayu tidak takluk terhadap Bahasa Arab yang pada masa keemasannya ketika sampai di Asia Tenggara, penyebaran Islam pun tidak menggunakan mutlak Bahasa Arab, tetapi juga menggunakan Bahasa Melayu.
Misalnya Indonesia yang berpenduduk terbesar hanya menjadi pasar konsumtif dan sumber daya alamnya yang melimpah hanya menjadi ladang eksploitasi investasi asing yang tidak menguntungkan rakyat Indonesia sebagaimana harapan pada Pasal 33 UUD 1945. Kekhawatiran ini disadari karena kenyataan bahwa sumber daya manusia Indonesia yang rendah dan hampir tidak ada industri nasional yang kuat saat ini bahkan disektor primer yaitu pangan dan sandang. Terlebih, integrasi ekonomi ASEAN ini tidak didasarkan pada solidaritas yang memungkinkan setiap Negara yang bergabung di dalamnya untuk saling (tolong-menolong) mengembangkan kemampuan kreatifnya tetapi lebih pada perluasan kapital atau dagang sehingga yang berkapital besarlah yang akan terus hidup dan mengambil keuntungan. Presiden Joko Widodo hampir selalu menekankan bahwa inilah era kompetisi alias persaingan: yang kuat dan cepatlah yang akan memenangi kehidupan.
Adakah kemungkinan kerja-sama proyek ekonomi bersama demi kemajuan masyarakat ASEAN sebagaimana juga dilihat Dawam Rahardjo? Sebab “Jika daya saing perusahaan MEA tidak meningkat, MEA hanya akan dimanfaatkan oleh kekuatan regional lainnya, khususnya Asia Timur (Dawam Rahardjo, MEA: Kerja Sama atau Persaingan, Kompas, 20 Januari 2016).
Integrasi ekonomi Asia Tenggara dalam pasar tunggal bernama MEA itu pun dikuatirkan akan semakin menghancurkan potensi kemampuan kreatif Indonesia dalam berproduksi dan membangun ekonomi nasional yang selama ini juga tak beranjak dari pola perekonomian di jaman kolonial. Kita masih menjual bahan-bahan mentah ke luar negeri dan membanjiri barang-barang konsumsi dalam negeri dari luar negeri. Pembangunan infrastruktur tampaknya tidak untuk memperkuat Industri Dasar yang memungkinkan kita mengolah sumber daya alam kita sendiri sebagaimana konsepsi pasal 33 UUD 1945 tetapi lebih pada kecepatan alat transportasi alias pengangkutan barang-barang impor dan ekspor yang menghamba pada investasi asing. Pembangunan Kereta Cepat Bandung Jakarta pun mengingatkan pembangunan jalan raya Anyer – Panarukan Deandels yang dibangun untuk mempercepat pengangkutan logisitik dan tentara dalam rangka melawan Inggris.
Memang tidak ada yang bisa disalahkan kemudian bila setiap Individu atau Negara ingin memperoleh kemajuan ekonomi dan memandang MEA sebagai peluang.
Secara historis, pengintegrasian kehidupan ekonomi di Asia Tenggara selalu diusahakan apalagi mengingat misalnya luasnya Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit yang meliputi sebagian besar wilayah Negara-negara yang bergabung dalam ASEAN saat ini. Begitulah secara geopolitik, kemudian dikenal wawasan nusantara sebagai cara memandang kehidupan kenasionalan dalam berbagai segi seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Dalam konsepsi inilah bisa dipahami jika kemudian muncul gagasan Ekpedisi Pamelayu dari Kertanegara dalam rangka membendung ekspansi Khu Bilai Khan demi mengamankan dirinya sendiri, Kerajaan Singhasari dan Nusantara sebagai benteng luar dan ajakan Persatuan melawan kemungkinan penaklukan dan penjajahan bangsa-bangsa di Nusantara.
Dengan begitu terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam hal tertentu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Diberlakukannya pasar tunggal di Asia Tenggara dengan kurang lebih 600 juta penduduk di dalamnya itu memungkinkan berbagai segi peluang kehidupan di Asia Tenggara bisa dikembangkan lebih optimal. ASEAN yang ber”sepakat” untuk pengintegrasian kerja sama ekonomi ASEAN dalam pasar tunggal itu dalam kenyataannya mempunyai perbedaan yang tajam dalam latar budaya politik maupun kebudayaan. Misalnya Vietnam yang tidak phobia dan tidak alergi dengan kosa kota dan atribut komunis itu barangkali bisa mencairkan phobia komunisme di Asia Tenggara, lalu Malaysia dengan kebudayaan Islam dan Melayu, Philipina dengan kekatolikannya dan Thailand dengan kebudhaannya. Semua perbedaan ini bisa dicairkan dalam rangka titik temu pencapaian ekonomi maju atas nama komunitas Asia Tenggara. Sesuatu yang mungkin tetapi dengan tanda tanya besar.
Walau begitu kita selalu melihat dalam sejarah bagaimana penyatuan dan usaha bersatu di Asia Tenggara selalu diusahakan. Dalam kerangka itu bahkan menghasilkan bahasa pergaulan (lingua franca) yang sederhana untuk saling berhubungan, saling mengerti, pun menyebarkan kerohanian yang bagi kita, Bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa pergaulan itu kemudian menjadi bahasa nasional kita: Bahasa Indonesia.
Di dalam MEA, Bahasa Indonesia yang egaliter, indah, mudah dan sederhana itu menemukan tantangan untuk hidup dan berkembang. Setiap pekerja dan pelajar Indonesia bisa menjadi utusan dari keindahan Bahasa Indonesia dan setiap orang asing yang bekerja di Indonesia berpeluang memahami Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan begitu Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa persatuan komunitas Asia Tenggara.
Pada hari ini, Bahasa Inggris pun mendapatkan tempat di Asia Tenggara sebagai bahasa pergaulan. Semua pojok tempat termasuk di Indonesia menawarkan jasa untuk melatih lidah Melayu Anda untuk bisa juga bersilat lidah ala Eropa khususnya Inggris. Walau begitu Bahasa Indonesia tidak perlu berkecil hati berhadapan dengan Bahasa Inggris di Asia Tenggara. Dari sejarah bahkan Bahasa Melayu tidak takluk terhadap Bahasa Arab yang pada masa keemasannya ketika sampai di Asia Tenggara, penyebaran Islam pun tidak menggunakan mutlak Bahasa Arab, tetapi juga menggunakan Bahasa Melayu.
Maret 03, 2016
Pembangunan Jalan Lingkar Danau Toba Diambil Alih Pusat
Salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas yang akan dikembangkan adalah kawasan Danau Toba, Pulau Samosir, dan sekitarnya.
Ditetapkannya kawasan wisata di Sumatera Utara itu sebagai destinasi wisata prioritas adalah demi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara menjadi 1 juta orang pada tahun 2019.
Mengutip situs Kementerian Pariwisata, turis asing yang ditargetkan berasal dari Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, Eropa (Belanda dan Perancis), Australia, dan Amerika Serikat. Sementara turis domestik yang dibidik adalah dari Pulau Jawa dan Sumatera.
Mereka diharapkan berkunjung ke kawasan-kawasan Danau Toba, Parapat, Pulau Samosir, Tomok, Tuk-Tuk, Ambarita, Simanindo, dan Panguruan.
Kesuksesan rencana besar tersebut hanya bisa diwujudkan dengan dukungan pembangunan Jalan tol Tebing Tinggi-Pematang Siantar, dan penyediaan fasilitas wisata baru macam geopark, wisata olahraga air, dan hiburan.
Selain itu, diperlukan juga pendirian badan pengelola yang memiliki kewenangan hukum dalam mengembangkan kawasan.
Khusus pengembangan akses jalan, Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni.
Untuk akses Danau Toba dan Pulau Samosir serta 9 destinasi wisata prioritas lainnya sepanjang 500 kilometer, membutuhkan dana sekitar Rp 400 miliar per tahun.
"Kalau 100 kilometer dikali Rp 4 miliar, jadi pemerintah harus punya Rp 400 miliar setiap tahun untuk kawasan wisata," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto Husaini kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2016).
Kementerian PUPR, kata Hediyanto, berencana membangun dan meningkatkan akses jalan ke kawasan wisata tersebut. Mulai dari membangun Jalan Lingkar Danau Toba di Pulau Samosir, hingga memperbarui dan melakukan peningkatan jalan.
"Saya baru mau ke Danau Toba, mau lihat apa yang harus dibangun di Danau Toba, Pulau Samosir. Ini jalan wisata, saya harus lihat jalan kabupatennya juga, jadi pemerintah pusat membangun wisatanya di mana," ucap Hediyanto.
Biasanya, kata Hediyanto, obyek wisata dapat diakses melalui jalan kabupaten yang dibiayai pemerintah daerah, bukan jalan nasional yang dibiayai pemerintah pusat.
Namun, karena telah ditetapkan menjadi destinasi wisata strategis, pemerintah pusat akan mengambil alih pembangunan jalan tersebut menjadi jalan nasional.
Balai Besar Pengembangan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah-I Sumatera Utara, sendiri sudah mengajukan daftar usulan paket kegiatan untuk tahun jamak (multi years) 2016-2019.
Tahap pertama biayanya mencapai Rp 20 miliar lebih dan selanjutnya diperhitungkan Rp 51,5 miliar hingga Rp 97 miliar setiap tahunnya, hingga 2019 nanti.
Berikut video rencana pembangunan Jalan Lingkar Danau Toba di Pulau Samosir:
Februari 29, 2016
"Mamaku, Bunga Desa, 3 thn lamanya "
Bagiku Ibu adalah orang paling hebat, Hebat dlm segala perjuangan. Ibuku bisa membuat aku tertawa disaat aku sedih, Ibuku bisa membuat aku ceria disaat aku galau " istilah saat ini". Dan ibuku mau memelukku disaat aku takut. Bagiku ibu adalah nomor. 1nya. Disaat orang bertanya kpdku aku marga apa, aku selalu bertanya dulu sama ibuku, bukan bapaku, krn bapaku bisa saja apa yg ingin dikata. Ibuku yg mengatakan kpdku bahwa aku marga Hutabarat Partali Julu. No. 20 dan ituhlah yg kubilang pada kawanku. Disisi lain ibuku juga hebat, dia sanggup menjaga dan merawatku hingga 26 tahun lamanya, tak bisa kubayangkan jika dulu, sewaktu kecil jika saya tak dimandikan, disulangi, diceboki dan disusukan takkan bisa aku seperti sekrang ini.
Ketika aku sakit ibu selalu merawatku, mengobatiku dan menjagaku hingga aku sehat.
Ohhhhh ibu aku bangga kepadamu,,,,.
Tepat pada tanggal 04 januari 1957 ibu dilahirkan orang oppung boruku boru siallagan. Ketika lahir banyak katanya semut berdatangan mungkin krn ibuku manis, imut dan centil. Kata oppungku. Ibuku yg rupawan diberikan nama LESTI Rajagukguk. Namanya yg indah dan menawan percis seperti orangnya. Dgn nama itu ibuku sehat menggunakannya hingga saat ini, banyak orang desa yg suka menggendong ibuku ketika itu, mereka senang dan kadang ketika tdk dilihat oppungku mereka menciumnya dan menyentuh pipinya yg manis seperti gula. Masi kata oppungku,ibuku selalu suka merias wajahnya meskipun sudah cantik dan rupawan.
Hingga diwaktu mudanya ibuku tetap sangat cantik, rupawan membuat kaum adam terpesona krn kecantikannya, krn kecantikannya membuat bapaku jatuh cinta kepadanya. Banyak orang yg menyebutkan ibuku Bunga Desa di desanya, meskipun musim kemarau wajah ibuku tak layu dan tetap mekar. Hingga 3 thn berturut-turut ibuku memegang nama itu " bunga desa ". Tapi walaupun ibuku cantik dan rupawan tpi ibuku selalu anti dgn kesombongan, ibuku selalu menjaga nama baiknya, ibuku juga merupakan anak yg taat beribadah, bahkan ibuku juga pernah menjadi seorang Guru anak sekolah minggu. Aku salut, bangga pada ibuku. Tak percaya aku kata orang, bahwa boru Rajagukgukguk katanya " boru Billik = pemarah, renteng =batak ". Tak percaya aku. Buktinya ibuku tak seperti kata orang itu, bisa ditanya sama orang lain, ibuku tak seperti yg orang pikirkan. Kalaupun ada yg billik tapi ibuku beda orangnya. Ƙȃƪȏ tdk beda mungkn bapaku tak jatuh cinta kpd ibuku. Pernah kata ibuku kepadaku " kecantikan dan kekayaan tdk ada yg abadi, hanya kerendahan dlm hatilah yg abadi ". Ituhlah kebenaran yg sesungguhnya. Aku terdiam dan dlm hatiku " hebat mamaku".
Meskipun Ibuku dulu tamatan Sekolah Dasar tpi ibuku pintar, buktinya ibu bisa dgn lancar membaca dan bisa berhitung. Dulu ibuku tdk melanjutkan sekolahnya krn ibuku memilih untuk bekerja membantu keluarga. Kata oppungku. ibuku juga seorang pekerja keras, katanya.
Aku ingin sekali, kelak anakku meniru sikap ibuku, cantik tapi selalu memilih untuk rendah hati. Baginya dlm hidup ini tdk ada gunanya kesombongan, kesombongan akan membawa hidup kita itu tdk karuan pada saat yg ditentukan. Kata mamaku. Benar bu, aku setuju dgn ibu, kataku dgn lugas dan tegas.
Ibuku selalu menasihati kami untuk selalu tabah dan jujur dalam segala sesuatu, selalu mengandalkan Tuhan dlm hidup ini. Kata ibuku mengakhiri perbincangan kami. Aku berterimakasih punya ibu seperti ibuku, seorang ibu yg hebat. I love you Mom....
" Yg muda, Peol- otik, terplesetkan "
By. Pebruari anto Hutabarat, S.Kom
Banyak generasi muda yg sama sekali inpotent akan politik ditanah air, bagi mereka politik adalah permainan para kaum tua, pemuda masih sebatas leha-leha, ongkrang-angkring, balap-balapan, cafe-cafean.
Mengingat kembali sejarah, bahwa presiden Sukarno membangun PNI pada umur 26 thn, begitu juga yg lainnya seperti Tan Malaka. Banyak sekali. Tapi ntah krn apa, beda dgn skrng ini, banyak generasi muda takut pada politik pdahal politik ituh menyenangkan bahkan mengasyikkan jika dibawa ke positif.
Jika pemuda apatis akan politik, maka pemainnya akan ituh-ituh saja. Kata Sis Grace Natalia yg saat ini memberanikan diri untuk menjadi Ketum PSI ( partai solidaritas Indonesia). Saya setuju dgn beliau, bukan krn kecantikannya atau kepintarannya tpi setuju dgn konsep pemahamannya akan peran generasi muda dlm perpolitikan di tanah air ini. Pemuda hrs berani andil dlm perpolitikan agar para pemainnya nanti berubah. Pemuda memang masih kurang akan pengalaman tpi untuk ituhlah pemuda lebih mengutamakan masa depan, bukan masa lalu. Kata ku lantam dan lugas serta bersemangat membara pada suatu saat ketika ada pertemuan pemuda.
Saat ini memang kita sangat senang sudah banyak pemuda yg terjun ke politik dan berhasil menduduki suatu jabatan strategis dipemerintahan seperti Zumi Zola diumur 33 thn menjadi Gubernur jambi, ada Emil Dardak, sutan bahkan sigit purnomo atau pasha " nama kerennya". Merekalah kebanggaan kita para pemuda saat ini, kita percayakan kpd beliau-beliau nama baik kita bhwa kita juga mampu dan bisa. Kita tunjukkan bahwa pemuda itu visioner dan selalu menawarkan hal yg baru sesuai dgn kebutuhan. Kita tunjjukan bhwa kita selalu energik, kita tunjukkan semangat dan etos kerja kita. Pemuda hrs bisa dan mampu dlm membawa negri ini maju dan berkembang.
Teringat dgn kata-kata salah satu pahlawan nasional kita " jgn anda tanya pertama sekali apa yg negara ini buat samamu, tpi tanyakan apa yg sudah anda buat sama negara ini". Menarik untuk kita renungkan dan lakukan para. Teman-teman generasi muda bngsa ini, kita hrs selalu berpikir optimis bahwa negara kita masih bisa sembuh akan penyakit-penyakit yg merusak selama ini. Dgn kita berbuat yg baik bagi negara ini, maka negara ini akan memberikan apa yg kia inginkan kelak. Betapa nyenyaknya mimpi anak-anak kita kelak.
Mari kita tularkan virus-virus keragaman, virus-virus kebajikan, dan kita ciptakn kedamaian. pemuda hrs mampu memegang tongkat estapet bangsa ini agar dapt menjadi pemenang dr negara-negara lain. Negara ini dibentuk oleh sistim perpolitikan yg sehat dan tugas kita menjadi politik sehat itu. Jgn kita mau merusak demokrasi ini hanya krn titipan kehendak individu yg tdk tanggungjawab. Jgn kita ciderai sistim politik kita seperti yg banyak terjadi saat ini adanya money politic yg menjadi tolak ukur kemenangan. Kita tidak ingin ituh terjadi krn ituh akan merusak moral kita sebagai masyarakat, sebagai pemuda kita hrs mempunyai sikap idealis yg tinggi, jgn seperti air mengalir yg dibisa ditarik kesana-kemari.
Salam pemuda bangsa.
Bersambung.......
Banyak generasi muda yg sama sekali inpotent akan politik ditanah air, bagi mereka politik adalah permainan para kaum tua, pemuda masih sebatas leha-leha, ongkrang-angkring, balap-balapan, cafe-cafean.
Mengingat kembali sejarah, bahwa presiden Sukarno membangun PNI pada umur 26 thn, begitu juga yg lainnya seperti Tan Malaka. Banyak sekali. Tapi ntah krn apa, beda dgn skrng ini, banyak generasi muda takut pada politik pdahal politik ituh menyenangkan bahkan mengasyikkan jika dibawa ke positif.
Jika pemuda apatis akan politik, maka pemainnya akan ituh-ituh saja. Kata Sis Grace Natalia yg saat ini memberanikan diri untuk menjadi Ketum PSI ( partai solidaritas Indonesia). Saya setuju dgn beliau, bukan krn kecantikannya atau kepintarannya tpi setuju dgn konsep pemahamannya akan peran generasi muda dlm perpolitikan di tanah air ini. Pemuda hrs berani andil dlm perpolitikan agar para pemainnya nanti berubah. Pemuda memang masih kurang akan pengalaman tpi untuk ituhlah pemuda lebih mengutamakan masa depan, bukan masa lalu. Kata ku lantam dan lugas serta bersemangat membara pada suatu saat ketika ada pertemuan pemuda.
Saat ini memang kita sangat senang sudah banyak pemuda yg terjun ke politik dan berhasil menduduki suatu jabatan strategis dipemerintahan seperti Zumi Zola diumur 33 thn menjadi Gubernur jambi, ada Emil Dardak, sutan bahkan sigit purnomo atau pasha " nama kerennya". Merekalah kebanggaan kita para pemuda saat ini, kita percayakan kpd beliau-beliau nama baik kita bhwa kita juga mampu dan bisa. Kita tunjukkan bahwa pemuda itu visioner dan selalu menawarkan hal yg baru sesuai dgn kebutuhan. Kita tunjjukan bhwa kita selalu energik, kita tunjukkan semangat dan etos kerja kita. Pemuda hrs bisa dan mampu dlm membawa negri ini maju dan berkembang.
Teringat dgn kata-kata salah satu pahlawan nasional kita " jgn anda tanya pertama sekali apa yg negara ini buat samamu, tpi tanyakan apa yg sudah anda buat sama negara ini". Menarik untuk kita renungkan dan lakukan para. Teman-teman generasi muda bngsa ini, kita hrs selalu berpikir optimis bahwa negara kita masih bisa sembuh akan penyakit-penyakit yg merusak selama ini. Dgn kita berbuat yg baik bagi negara ini, maka negara ini akan memberikan apa yg kia inginkan kelak. Betapa nyenyaknya mimpi anak-anak kita kelak.
Mari kita tularkan virus-virus keragaman, virus-virus kebajikan, dan kita ciptakn kedamaian. pemuda hrs mampu memegang tongkat estapet bangsa ini agar dapt menjadi pemenang dr negara-negara lain. Negara ini dibentuk oleh sistim perpolitikan yg sehat dan tugas kita menjadi politik sehat itu. Jgn kita mau merusak demokrasi ini hanya krn titipan kehendak individu yg tdk tanggungjawab. Jgn kita ciderai sistim politik kita seperti yg banyak terjadi saat ini adanya money politic yg menjadi tolak ukur kemenangan. Kita tidak ingin ituh terjadi krn ituh akan merusak moral kita sebagai masyarakat, sebagai pemuda kita hrs mempunyai sikap idealis yg tinggi, jgn seperti air mengalir yg dibisa ditarik kesana-kemari.
Salam pemuda bangsa.
Bersambung.......
" Pilkades, Dana desa dan Dana Dosa "
By. Pebruari Anto Hutabarat, S.Kom
Desa merupakan pembagian wilayah administratif dibawah kecamatan yg dipimpin oleh Kepala Desa atau kepala kampung. Desa merupakan tempat kehidupan banyak penduduk yg melakukan aktifitas bertani.
Sangat menyenangkan tinggal di desa, selain karna udaranya segar, pemandangannya indah, juga krn budaya didesa masih sangat kental budaya gotong royongnya. Ketika musim mau tanam padi semua masyarakat sama-sama memburu hama tikus demi keberhasilan tanamannya. Juga ketika ada pesta didesa semua masyarakat saling bergotong royong untuk membantu agar pestanya sukses, aman dan tentram. Juga ketika mau musim tanam tiba, masyarakat saling membantu atau ada istilah yg disebut marsidapari. Marsidapari untuk menanam dan membersihkan walaupun kadang sudah makin luntur akibat dr perkembangan jamannya munculnya jetor " traktor" dan komben. Ooaaalaaahhh. Aku bangga bagian dr desa apalagi terlahir di desa Panombeian Bahbane, tumbuh dan berkembang disana, banyak kesan yg tak terlupakan ketika tumbuh disana, bermain bersama " dodak" isitilah dongan dakdanak. Pokoknya desaku memang hebat dan fantastis.
Maju berkembangnya atau mundurnya desa tergantung dari kualitas Pemimpinnya. Kata kawanku. Aku setuju sekali dgn perkataaannya. Maka dari situ selalu aku berkata dgn kawanku Bonggali pun aku dukung yg jadi Kepala Desanya asal dia berkualitas dan berkuantitas serta berintegritas. Pemimpin ituh hrs memiliki solusi bkn memperbesar masalah atau saling menyalahkan. Eme na masak didigagat Ursa, songoni namasa songoni ma tabaen. Bodoh, lugu, bahkan tolol jika seorang pemimpin masih menggunakan konsep itu. Pemimpin itu juga hrs mampu menggali potensi-potensi yg dimiliki desanya baik dlm bentuk material atau bentul SDMnya. Mengapa para sarjana selalu memilih kota menjadi tempatnya berinovasi atau bekerja. Menteri Marwan Japar juga sudah mengatakan dan mengajak untuk memulai membangun bangsa ini dimulai dari desa. Jika desa berkembang maka negara akan maju dan berkembang juga. untuk ituhlah dibutuhkan pemimpin desa yg berkualitas dan berkuantitas. Jgn pernah memandangnya berdasarkan suku, marga, warganya.
Galang do mula ni harajaon. perkataan yg slalu teringat ketika tiba waktunya untuk menentukan kekuasaan. Seseorang yg ingin berkuasa hrs rela saling berbagi. Sehingga membuat segalanya dalam bentuk apa yg sudah dilakukan, terlepas dr kuantitas dan kualitasnya. Seseorang jika sudah mampu " manggalang" maka dia akan bisa menjadi Pemimpin. Oooaaalaahhhh aku sangat tdk setuju. Krn orang yg mampu " manggalang" ituh sudah pasti dr kaum Mayoritas atau berada, sedangkan kaum minoritas pasti akan terabaikan haknya. Tak setuju aku, mudah-mudahan ituh tdk akan berhasil bagi yg menggunakannya. Bukan krn aku dr kaum minoritas. Yg pasti aku sangat tdk setuju. Titik. Aha arroaaaa. Sukaku. Toh juga bukan aku yg menentukan siapa pemenangnya.
Pemerintah saat ini sangat fokus untuk membangun seluruh desa di indonesia, maka dengan ituh pemerintah sangat berharap sekali kualitas pemimpin desa ituh hrs terjamin. Mantap dan mampuni. Omong kosong jika konsep tdk diikuti dgn Dana. Tak jalan ituh. Tapi kita lihat pemerintah memang sangat serius, Dana desa yg begitu besar sudah dikucurkan ke setiap desa. Bagaimana pneggunaannya didesa ituh urusan desa tersebut, semoga dana desa tidak berubah menjadi dana dosa. Hassur akibatnya. Bukan hanya satu orang saja yg dirugikan, bahkan bisa ratusan. Untuk mengawal Dana Desa ituh juga pemerintah telah mengeluarkan pedoman tentang penggunaan dana desa tersebut sesuai dgn Permendes no. 5 yg dikeluarkan melalui kementrian Desa yth Bapak Marwan Japar. Juga dapt mengikuti acuan2 yg telah ditetapkan oleh badan pemerintahan desa tersebut. wajar saja pemerintah menginginkan Pemimpinya yg berkualitas. Supaya tdk banyak yg masuk sel penjara krn kesalah gunaannya.
Ntah kenapa, ntah gara-gara apa, aku ingin sekali Pemimpin Desa ituh datang dari Tokoh Pemuda. Sudah saatnya Pemuda mau dan berani. Pemuda memang krisis akan pengalaman, krn ituh pemuda selalu akan menawarkan hal yg baru atau masa depan bukan masa lalu, Tetapi pemuda juga hrs mau menerima nasehat-nasehat dr kaum tua. Dgn sinergis ini tentu akan terciptanya perubahan yg sangat diinginkan. Oooaaalaaahhhhh. Banyak saya kira pemuda yg berkualitas dan berkuantitas serta berintegritas. Dan hrs diingat bahwa ketika amanat diberikan hrs dijadikan Pengabdian bkn menjadi kediktatoran atau menumpukkan harta. Seandainya saya mendapatkan amanat ituh, aku akan bekerja keras dan selalu menjunjung tinggi aturan-aturan yg ditetapkan bersama. Kuabdikan diriku untuk kemajuan desaku. Kataku lugas, tegas dan spontan. Tapi toh juga bukan saya yg menentukan, hebat kali aku jika bisa saya yg menentukan...
Hoooaayaaammmmmm
Bersambung---------------
Desa merupakan pembagian wilayah administratif dibawah kecamatan yg dipimpin oleh Kepala Desa atau kepala kampung. Desa merupakan tempat kehidupan banyak penduduk yg melakukan aktifitas bertani.
Sangat menyenangkan tinggal di desa, selain karna udaranya segar, pemandangannya indah, juga krn budaya didesa masih sangat kental budaya gotong royongnya. Ketika musim mau tanam padi semua masyarakat sama-sama memburu hama tikus demi keberhasilan tanamannya. Juga ketika ada pesta didesa semua masyarakat saling bergotong royong untuk membantu agar pestanya sukses, aman dan tentram. Juga ketika mau musim tanam tiba, masyarakat saling membantu atau ada istilah yg disebut marsidapari. Marsidapari untuk menanam dan membersihkan walaupun kadang sudah makin luntur akibat dr perkembangan jamannya munculnya jetor " traktor" dan komben. Ooaaalaaahhh. Aku bangga bagian dr desa apalagi terlahir di desa Panombeian Bahbane, tumbuh dan berkembang disana, banyak kesan yg tak terlupakan ketika tumbuh disana, bermain bersama " dodak" isitilah dongan dakdanak. Pokoknya desaku memang hebat dan fantastis.
Maju berkembangnya atau mundurnya desa tergantung dari kualitas Pemimpinnya. Kata kawanku. Aku setuju sekali dgn perkataaannya. Maka dari situ selalu aku berkata dgn kawanku Bonggali pun aku dukung yg jadi Kepala Desanya asal dia berkualitas dan berkuantitas serta berintegritas. Pemimpin ituh hrs memiliki solusi bkn memperbesar masalah atau saling menyalahkan. Eme na masak didigagat Ursa, songoni namasa songoni ma tabaen. Bodoh, lugu, bahkan tolol jika seorang pemimpin masih menggunakan konsep itu. Pemimpin itu juga hrs mampu menggali potensi-potensi yg dimiliki desanya baik dlm bentuk material atau bentul SDMnya. Mengapa para sarjana selalu memilih kota menjadi tempatnya berinovasi atau bekerja. Menteri Marwan Japar juga sudah mengatakan dan mengajak untuk memulai membangun bangsa ini dimulai dari desa. Jika desa berkembang maka negara akan maju dan berkembang juga. untuk ituhlah dibutuhkan pemimpin desa yg berkualitas dan berkuantitas. Jgn pernah memandangnya berdasarkan suku, marga, warganya.
Galang do mula ni harajaon. perkataan yg slalu teringat ketika tiba waktunya untuk menentukan kekuasaan. Seseorang yg ingin berkuasa hrs rela saling berbagi. Sehingga membuat segalanya dalam bentuk apa yg sudah dilakukan, terlepas dr kuantitas dan kualitasnya. Seseorang jika sudah mampu " manggalang" maka dia akan bisa menjadi Pemimpin. Oooaaalaahhhh aku sangat tdk setuju. Krn orang yg mampu " manggalang" ituh sudah pasti dr kaum Mayoritas atau berada, sedangkan kaum minoritas pasti akan terabaikan haknya. Tak setuju aku, mudah-mudahan ituh tdk akan berhasil bagi yg menggunakannya. Bukan krn aku dr kaum minoritas. Yg pasti aku sangat tdk setuju. Titik. Aha arroaaaa. Sukaku. Toh juga bukan aku yg menentukan siapa pemenangnya.
Pemerintah saat ini sangat fokus untuk membangun seluruh desa di indonesia, maka dengan ituh pemerintah sangat berharap sekali kualitas pemimpin desa ituh hrs terjamin. Mantap dan mampuni. Omong kosong jika konsep tdk diikuti dgn Dana. Tak jalan ituh. Tapi kita lihat pemerintah memang sangat serius, Dana desa yg begitu besar sudah dikucurkan ke setiap desa. Bagaimana pneggunaannya didesa ituh urusan desa tersebut, semoga dana desa tidak berubah menjadi dana dosa. Hassur akibatnya. Bukan hanya satu orang saja yg dirugikan, bahkan bisa ratusan. Untuk mengawal Dana Desa ituh juga pemerintah telah mengeluarkan pedoman tentang penggunaan dana desa tersebut sesuai dgn Permendes no. 5 yg dikeluarkan melalui kementrian Desa yth Bapak Marwan Japar. Juga dapt mengikuti acuan2 yg telah ditetapkan oleh badan pemerintahan desa tersebut. wajar saja pemerintah menginginkan Pemimpinya yg berkualitas. Supaya tdk banyak yg masuk sel penjara krn kesalah gunaannya.
Ntah kenapa, ntah gara-gara apa, aku ingin sekali Pemimpin Desa ituh datang dari Tokoh Pemuda. Sudah saatnya Pemuda mau dan berani. Pemuda memang krisis akan pengalaman, krn ituh pemuda selalu akan menawarkan hal yg baru atau masa depan bukan masa lalu, Tetapi pemuda juga hrs mau menerima nasehat-nasehat dr kaum tua. Dgn sinergis ini tentu akan terciptanya perubahan yg sangat diinginkan. Oooaaalaaahhhhh. Banyak saya kira pemuda yg berkualitas dan berkuantitas serta berintegritas. Dan hrs diingat bahwa ketika amanat diberikan hrs dijadikan Pengabdian bkn menjadi kediktatoran atau menumpukkan harta. Seandainya saya mendapatkan amanat ituh, aku akan bekerja keras dan selalu menjunjung tinggi aturan-aturan yg ditetapkan bersama. Kuabdikan diriku untuk kemajuan desaku. Kataku lugas, tegas dan spontan. Tapi toh juga bukan saya yg menentukan, hebat kali aku jika bisa saya yg menentukan...
Hoooaayaaammmmmm
Bersambung---------------
Rinto Hutabarat okeh pak girsang.
Posma Purba Dasuha Ada istilah nya orang institusi lae..." orang yg melawan arus, di pastikan tdk dpt apa2 "
Bagaimana menurut lawei istilah ini...??...Lihat Selengkapnya
Bagaimana menurut lawei istilah ini...??...Lihat Selengkapnya
Rinto Hutabarat tak
peduli kita lawei...saya langsung teringat perkataan Prof JE Saetapy "
walaupun kejahatan lari secepat kilat, suatu saatu kebenaran akan
mengalahkannya". tinggal nunggu waktunya ituh lawei.
Langganan:
Postingan (Atom)